BeritaUnggulan

MMU Ibtidaiyah Adakan Ujian al-Miftah Bagi Murid Ranting

Madrasah Miftahul Ulum (MMU) Ibtidaiyah mengadakan ujian al-Miftah semester I di MMU Ranting tipe-A dan tipe-B. Ujian yang rampung pada Jumat (13/11) ini diadakan guna mengukur kemampuan baca kitab murid MMU Ranting.

Pelaksanaan ujian al-Miftah di MMU Ranting dibagi menjadi dua gelombang. Gelombang pertama dimulai pada Ahad (08/11) sampai Rabu (11/11) untuk murid Ranting tipe-A. Sedangkan, gelombang kedua dilaksanakan pada Kamis (12/13) dan Jumat (13/11) bagi murid Ranting tipe-B.

Baca Juga: Rapat Pimpinan Madrasah Ibtidaiyah Ranting Sukses Terlaksana

Peserta ujian al-Miftah sendiri merupakan murid kelas 4 dan kelas 5 serta murid yang belum lulus ujian al-Miftah di tingkat sebelumya yang diistilahkan dengan sertifikasi. Jumlah peserta di semester I sebanyak 6.166 murid. 2.646 dari Ranting tipe-A dan 3.520 dari Ranting tipe-B.

Materi yang diujikan untuk kelas 4 di semester I adalah jilid I dan jilid II al-Miftah Lil Ulum, materi yang sama dengan IMDA I. Berbeda dengan kelas 5, materi yang diujikan adalah materi IMDA I dan II, yaitu membaca kitab Fathul-Qarib lafaz dan makna dari fasal shalatul-idaini sampai fasal fi ma yataallaq bil mayyit serta pertanyaan seputar nahwiyah.

Juri ujian al-Miftah tahun ini sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya, Ustaz Muntahal Hadi, Kepala Madrasah Miftahul Ulum Ibtidaiyah Induk menjelaskan, “Juri ujian al-Miftah MMU Ranting tetap ditentukan dan dikirim oleh MMU Induk, tetapi tidak melibatkan guru yang berdomisili di pesantren seperti tahun-tahun sebelumnya. Hal ini karena Pondok Pesantren Sidogiri tidak memperbolehkan santri aktif mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan pihak luar di masa pandemi”.

Baca Juga: MMU Ranting Ibtidaiyah Kembali Aplikasikan Metode Salaf

Penulis: Mohammad Iksan

Editor: Saeful Bahri bin Ripit

Shares:
Show Comments (2)

2 Comments

  • Arifah
    Arifah
    19 November 2020 at 6:10 am

    Assalaamu’alaikum …p.kiai
    Kami hanya mau tanxa tentang metode baca kitab almiftah sidogiri .apakah metode ini bisa di terapkan di madrasah diniyah yg ada di kampung yg mayoritas tdk mengenyam pendidikan pondok pesantren tapi kami pengelola madin ingin sekali menerpkan metode ini di madrasah kami walaupun mungkin hasil akhirnxa tdk semaksimal di ponpes. Setidaknxa mereka juga bisa tahu walaupun mereka tdk mondok…?
    Kalaupun bisa gimana caranxa..?

    Reply
    • Redaksi
      20 November 2020 at 7:40 am

      Waalaikum salam, untuk informasi lebih lengkap silakan menghubungi TU Idadiyah: 0822-1522-4328

      Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *