Bahtsul Masail

Shalat di Atas Kapal

a. Deskripsi Masalah

Perjalanan dari Jawa ke Kalimantan membutuhkan waktu berhari-hari. Perjalanan ini harus menempuh jalan darat dan menyebarangi laut. Meskipun demikian, seorang muslim tetap berkewajiban salat lima kali dalam 24 jam.

b. Pertanyaan

Bagaimana cara salat fardhu di atas kapal yang kadang berbelok arah dan tidak menghadap ke arah kiblat?

c. Jawaban

Tetap wajib menghadap kiblat, sehingga apabila kapal yang ditumpangi berbelok dari arah kiblat, maka dia wajib segera berputar kearah kiblat. Ia juga wajib salat berdiri, kecuali apabila berdiri tidak memungkinkan, seperti kepalanya sedang pusing, maka ia boleh salat duduk dan tidak wajib mengulangi salatnya.

d. Rujukan

أَمَّا الفَرْضُ وَلَوْ مُعَادًا أَوْصَلاَةَ صَبِيٍّ أَوْمَنْذُوْرًا أَوْصَلاَةَ جَنَازَةٍ فَيَصِحُّ فِي السَّفِيْنَةِ وَلَوْ سَائِرَةً وَفِي الهَوْدَجِ كَذَلِكَ بِشَرْطِهِ السَّابِقِ إِنِ اسْتَجْمَعَتْ الصَّلاَةُ الشُّرُوْطَ كُلَّهَا وَالأَرْكَانَ كُلَّهَا. نَعَمْ يَعْمَلُ بِمُقْتَضَى الأَعْذَارِ العَامَةِ بِلاَ إِعَادَةٍ كَمَا إِذَا انْحَرَفَتِ السَّفِيْنَةُ عَنِ القِبْلَةِ فَإِنَّهُ يَعُوْدُ لِلْقِبْلَةِ فَوْرًا وَلاَإِعَادَةَ وَيَسْجُدُ لِلسَّهْوِ وَكَذَا إِذَا دَارَتْ رَأْسُهُ لِدَوَرَانِ السَّفِيْنِةِ فَلَهُ الصَّلاَةُ مِنْ جُلُوْسٍ وَلاَ إِعَادَةَ. أَمَّا الأَعْذَارُ النَادِرَةُ كَزَحْمَةٍ مَنَعَتْهُ القِيَامَ فَيُصَلِّى مِنْ جُلُوْسٍ وَيُعِيْدُ اهـ (هامش فتح الوهاب، 1/137).

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *