Berita

Kupas Tuntas Ayat-Ayat Pedang, Kuliah Syariah Datangkan Pakar Tafsir dari Jawa Tengah

KH. Qoimuddin Ketika Menyampaikan Presentasinya

Ketika berbicara tafsir dilengkapi dengan kajian sejarah, sangatlah pas jika dikaitkan dengan pembahasan ayat-ayat Qital di dalam Al Quran. Hal inilah yang disunguhkan oleh Kuliah Syariah Pondok Pesantren Sidogiri pada malam Selasa (13/03) dalam Diskusi Panel Lembaga Penelitian Studi Islam.

Diskusi Ilmiah yang bertempat di Aula Seketariat ini menghadirkan KH. Bahauddin Nursalim, Pakar Tafsir dari Rembang Jawa Tengah sebagai Narasumber I dan KH. Qoimuddin, Pakar Sejarah dari Jawa Timur, sebagai Narasumber II didampingi Ustadz Abd. Rokib Saki, sebagai Panelis.

“Ketakuatan pada dua istilah yang selalu dibenturkan pada umat ini; Toleransi dan Radikalisme,” papar Ustadz Rokib menjelaskan fonomena aktual yang terjadi Indonesia, yang sepertinya umat Islam saat ini berada pada ambang ketakutan.

bersambar gayung, dengan gaya santai dari Gus Bahak, pangilan akrab KH Bahauddin Nursalim langsung menanggapi dengan mempresentasikan makalahnya yang berjudul “Kupas Tuntas Ayat-Ayat Pedang.”

Kajian pun berjalan lumayan menegangkan. Namun kembali santai setelah paparan otentik dari kajian tafsir dalam makalah itu, dilengkapi dengan fakta sejarah yang dipaparkan oleh KH. Qoimuddin dengan gaya yang Humoris.

Menurutnya akar terjadi peperangan ketika itu dari orang-orang Qurais yang bersikukuh pada tuhan nya yang banyak yang harus dikultuskan. Sementara Nabi Muhammad datang menyerukan Tuhan Semesta alam ini hanya lah satu yaitu Alllah.

Di Kakbah dulu ada banyak Tuhan, dan orang-orang Qurais menyembanya. Bahkan ketika berkurban mereka berkurban atas nama tuhan-tuhan itu.

“Ada yang berkurban atas nama Tuhan Lata, Tuhan Uzza dan Tuhan-Tuhan yang lain. Lalu darah kurban itu dilumurkan pada patung tuhan tersebut,” paparnya dengan menceritakan sejarah awal mulai datang nya Islam.

Nabi Muhammad menjawab dengan logika. “Bagaimana pantas dikatakan tuhan. Jika membersihkan lumuran darah di mukanya sendiri, masih perlu diusapkan. Apalagi mau mengatur alam semesta,” cetusnya

Maka murkalah Abu Jahal, melihat tuhan-tuhan dihina oleh Nabi Muhammad, yang hanya memiliki satu Tuhan. Dari sinilah Abu Jahal dengan kroni kroni terus melakukan intimidasi pada Dakwa Nabi Muhammad yang menjadi cikal bakal adanya ayat-ayat qital -setelah selama 13 tahun Rasulullah hanya fokus untuk mengesakan Allah- yang diturunkan di Madinah setelah hijrah.

“Ternyata Abu Jahal itu cukup murka pada Nabi Muhammad. Padahal Tuhannya Abu Jahal itu banyak sekali, udang mengajak perang dengan Tuhannya Nabi Muhammad yang hanya satu. Masak banyak Tuhan, iri pada satu Tuhan” papar Ustadz Qoim dengan gaya humoris yang membuat anggota LPSI dan audien lainya terpingkal-pingkal.[]

Penulis: Muh Kurdi Arifin
Editor  : N. Shalihin Damiri

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *