Bahtsul Masail

Mengqadhai Salat Kakek

mengqadhai salat kakek
Mengqadhai Salat Kakek

Deskripsi Masalah

Shiddiq wafat sekitar umur 100 tahun. Semenjak sakit hingga wafat, ia sama sekali tidak melaksanakan salat.

b. Pertanyaan

  1. Wajibkah bagi ahli waris meng-qadhâ’-i salatnya?
  2. Bolehkah menebus salatnya dengan uang (dengan cara bersedekah)?
  3. Bolehkah membayar orang lain untuk meng-qadhâ’-i salatnya?

c. Jawaban

  1. Salatnya tidak wajib di-qadhâ’-i, bahkan ada beberapa ulama yang berpendapat tidak boleh, tetapi ada pula yang mengatakan boleh, seperti pendapat Imam as-Subki.
  2. Tidak boleh, tetapi ada pendapat yang mendapat dukungan banyak ulama memperbolehkan meng-ganti dengan satu mud untuk setiap satu salat. Hal ini apabila dia meninggalkan harta (tirkah), namun hal ini bukan merupakan keharusan (tidak wajib).
  3. Kalau mengikuti pendapat yang memperbolehkan maka boleh.

d. Rujukan

(فَائِدَةٌ) مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ صَلاَةٌ فَلَا قَضَاءَ وَلَا فِدْيَةَ  وَفِي قَوْلٍ وَعَلَيْهِ جَمْعُ مُجْتَهِدِيْنَ  اَنَّهَا تُقْضَى عَنْهُ لِخَبَرِ البُخَارِيِّ وَغَيْرِهِ وَمِنْ ثَمَّ اِخْتَارَهُ جَمْعٌ مِنْ أَئِمَّتِنَ وَفَعَلَ بِهِ السُّبْكِيُّ عَنْ بَعْضِ أَقَارِبِهِ. وَنَقَلَ اِبْنُ بُرْهَانَ عَنِ القَدِيْمِ أَنَّهُ يَلْزَمُ الوَلِيَّ إِنْ خَلَفَ تِرْكَةً أَنْ يُصَلِّيَ عَنْهُ كَالصَّوْمِ وَفِى وَجْهٍ عَلَيْهِ كَثِيْرُوْنَ مِنْ اَصْحَابِنَا اَنَّهُ يُطْعِمُ عَنْ كُلِّ صَلَاةٍ مُدًّا إهـ (إعانة الطالبين, 1/24).

disadur dari; buku santri salaf menjawab

Pesan Buku

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *