Berita

UKPI Kembali Gelar Diskusi Panel

Suasana diskusi panel yang kedua ini berjalan seru dan khidmat.
Diskusi panel yang kedua ini dimoderatori oleh Shonhaji Lc, sehingga diskusi berjalan tampak seru dan alot

Unit Kegiatan Pengembangan Intelektual (UKPI) kembali mengadakan diskusi panel dengan tema “Membincang Tafsir dan Tafsir Mawdlu’i” di Kantor Sekretariat Lt. III Pondok Pesantren Sidogiri, Sabtu (12/03). Adalah KH. Abdullah Syamsul Arifin, Jember yang diundang menjadi pemateri dan dimodiratori oleh Ust. Shonhaji, Lc.

Menurut pemaparan Gus Aab (sapaan akrab KH. Abdullah), bahwa tafsir, menurut imam al-Zarkasyi dalam kitab al-Burhan fi Ulum al-Quran, adalah ilmu untuk memahami kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, menerangkan makna-maknanya, mengeluarkan hukum-hukum dan hikmah-hikmahnya.

“Menurut imam Muhammad bin Lutfi al-Sabbagh, mengatakan, materi tafsir pada periode sahabat didasarkan pada hal-hal berikut; penafsiran al-Quran dengan al-Quran, penafsiran al-Quran berdasarkan apa yang telah dihafalkan sahabat dari penafsiran nabi, penafsiran al-Quran yang didasarkan pada istinbat sahabat terhadap ayat-ayat al-Quran dengan berpegang teguh kepada kekuatan pemahaman dan keluasan pengetuan mereka, khususnya yang berkaitan dengan bahasa, adat istiadat yang berlaku di jazirah Arab,” kata kiai yang akrab dipanggil Gus Aab ini kepada 300-an santri murid Aliyah.

Gus Aab banyak menjelaskan sejarah kronologi tentang keberadaan tafsir mawdlu’i yang mulai ada sejak zaman Rasulullah. Ia menjelaskan, tafsir mawdlu’i salah satu metode untuk menghindari metode memahami al-Quran secara parsial (juz’iyah) sebagaimana metode tahlili (analitis).

“Metode tafsir mawdlu’i sangat penting dalam upaya mensosialisasikan ajaran Islam. Urgensi metode ini banyak sekali. Di antaranya, maksud diturunkan al-Quran adalah sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia dalam mengatasi semua problem. Kajian tafsir ini akan memberikan buah pemikiran yang sempurna, dan menyingkap sisi baru kemukjizatan al-Quran,” terang Kiai yang menjadi dosen di IAIN Surabaya ini. (SEF)

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *