Berita

Kegiatan Rohah Ditutup dengan Ulasan Keutamaan Shohih Bukhori

Dalam acara penutupan rohah Shohih Bukhori yang digelar pada Sabtu sore (16/05) yang lalu, Habib Idrus Al-Hasani dan Habib Umar bin Muhammad Assegaf, Pasuruan, hadir diundang mengisi acara sebagai bentuk tabarrukan kepada beliau berdua.

Sebelum mengulas keutamaan Shahih Bukhari, Habib Idrus Al-Hasni sempat membacakan Kitab ar-Riqok, empat pembahasan, dari belakang juz II Tajrid as-Sharih sampai selesai. Menurutnya salah satu keutamaan dari Shahih Bukhari dapat menghilangkan kegalauan.

“Tidak seorang pun yang selesai membaca Shahih Bukhari kecuali dilepaskan dari segala kesulitannya dan dilapangkan dadanya,” ungkapnya mengutip sebagian riwayat.

Dalam kesempatan ini beliau mengisahkan berbagai musyahadah Imam Bukhari dalam mencari hadist. Imam Bukhori menghabiskan waktu selama 16 tahun dalam menyeleksi kumpulan hadits shahih ini. Bahkan beliau sangat hati-hati setiap dalam meriwayatkan hadits dari gurunya. Beliau selalu bersuci terlebih dahulu.

“Dari saking hormat, setiap mau mendatangi gurunya, beliau selalu mandi dan wudlu, lalu melaksanakan shalat sunnah, baru setelah itu meriwayatkan hadist. Bahkan setiap menerima suatu riwayat dari gurunya, beliau tidak menganggap berhadapan dengan gurunya, melainkan merasa berhadapan langsung dengan Rasulullah langsung,” cerita Habib asal Pasuruan ini.  

Sementara itu, Habib Umar Assegaf  menambahkan, Imam Bukhari bukanlah keturunan Arab, juga bukan ketunan Sayyid (habaib). Namun beliau bisa mencapai derajat mulia di sisi Allah berkat kecintaan dan berpegang teguh kepada lelampahan Nabi Muhammad.

“Bayangkan, hanya sebuah sandal yang biasa dibuat alas kaki, bisa naik ke Sirotul Muntaha bertemu dengan Allah berkat dipakai oleh baginda Nabi Muhammad saat peristiwa Isra’ Mi’raj,” ulas Habib seraya berharap kepada para hadirin untuk meningkatkan ghirah-nya terhadap sunnah nabi karena Nabi Muhammad merupakan perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Menurut beliau ilmu hadits semakin dibaca semakin meningkatkan hafalan  dan semakin  mudah dihafal. Di Tarim banyak para santri yang hafal bukal karena menghafal, tapi karena banyak mengadakan rohah.

“Sampai-sampai mereka menjawab, aku tidak dapat menghitungnya,” ucap beliau menirukan jawaban santri Tarim saat ditanya berapa kali melakukan rohah.

Dalam mauidhoh-nya, Habib Umar menuturkan, umur Imam Bukhari tidak panjang, hanya 62 tahun saja. Namun karyanya dibaca di seleuruh dunia. “Seandainya tidak ada beliau mungkin kita tidak mengenal baginda Nabi. Berkat beliau ajaran Nabi bisa sampai kepada kita dan kita menjalankan syariat Islam secara kaffah, ” ungkapnya.

“Bahkan dengan  membaca kitabnya, doa kita bisa terkabulkan dan diampuni dosa kita. Karena Hadits Bukhari ini bisa dibuat tawassul. Dan waktu seperti ini (saat khatam membaca Hadits Bukhari, red) juga termasuk waktu istijabah,” dawuhnya mengakhiri tausiyah. Rohah kemudian ditutup dengan pembacaan doa bersama.[r-dy]

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *