“Dan jika kamu meragukan (Al-Quran) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah suatu arah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolong selain Allah, jika kamu orang –orang yang benar. Jika kamu tidak mampu membuatnya dan (pasti) kamu tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir” (QS. Al-Baqarah: 23-24)
Pada ayat itu, Allah SWT—dengan terang-terangan—menantang untuk membuat karya yang bisa menandingi Al-Quran. Tapi, sampai detik ini tak satu pun yang berani unjuk gigi. Mengingat, Al-Quran tidak sekedar kitab sastra, akan tetapi penuh keajaiban keajaiban; menjadi mukjizat terbesar dari nabi termulia; dan yang pasti, membuat orang mengaga.
Akhir abad ke-19 Masehi, dunia kembali mencatat torehan penting. Pasalnya, ada penemuan penting tentang asal-mula terciptanya alam semesta. Setelah melakukan observasi dan eksperimen selama beberapa dekade, ahli astrofisika menjelaskan bahwa, awal-mula terciptanya alam semesta adalah Big Bang (ledakan besar).
Dalam teori Big Bang, seluruh alam semesta pada awalnya berbentuk Nebula Primer. Kemudian terjadilah ledakan yang memecah belah Nebula Primer, yang disebut dengan teori Big Bang.
Akan tetapi, 14 abad yang lalu, Al-Quran telah memaparkan teori Big Bang dalam surah QS. Al –Anbiya’:
“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.” (QS. Al-Anbiya’: 30)
Selain itu, para ilmuan menyatakan bahwa asal-usul alam semesta—sebelum menjadi Nebula Primer—adalah gas yang berupa asap. Hal ini sama persis dengan firman Allah:
“Kemudian dia menuju ke langit dan (langit) itu masih berupa asap”. (QS. . Al-Fushilat: 11)
Subhanallah! Mana mungkin kitab biasa dapat melakukan riset sedetail ini?!
Sebab itulah Al-Quran menjadi kitab yang paling banyak dibaca di dunia, serta menjadi musuh-musuh Islam kikuk dihadapan Al-Quran.
Muhammad ibnu Romli/sidogiri.net