Berita

Nasib BMW ke-60 di Masa Pandemi

Perubahan sistem pembagian waktu pelajaran di Madrasah Miftahul Ulum tingkat Tsanawiyah dan Ibtidaiyah tahun ini mengharuskan Bahtsul Masail Wustha (BMW) antar pesantren se Jawa-Madura dipastikan tidak dapat diselengaran sebagaimana mestinya. Bahkan, bisa saja tidak terlaksana sama sekali.

Selain untuk mencapai kata sepakat dalam memutuskan suatu masalah, musyawarah di kalangan pesantren merupakan sarana yang dinamis untuk melatih kepekaan dan ketajaman berpikir santri dalam memahami sebuah redaksi di kitab kuning. Maka, tidak heran jika pesantren-pesantren di Indonesia menganggap musyawarah sebagai kegiatan yang urgen. Sebab itulah, Pondok Pesantren Sidogiri senantiasa mengadakan kegiatan musyawarah antar santri dari berbagai tingkatan yang waktunya sudah diatur oleh instansi-instansi terkait. Di samping itu, Pondok Pesantren Sidogiri juga mengadakan musyawarah antar pesantren se Jawa-Madura yang dikemas dalam acara Bahtsul Masail Wustha.

BMW biasa digelar pada hari libur bulan Muharam pasca Imtihan Dauri (IMDA) I tingkat Tsanawiyah dan Ibtidaiyah. Untuk tahun ini, sehubungan dengan berubahnya model kurikulum di kedua tingkatan tadi, dari tiga sesi (IMDA) menjadi dua sesi (Semester) disebabkan molornya hari kembali santri karena pandemi, BMW dipastikan tidak bisa terlaksana tepat waktu sebagaimana yang sudah dijadwalkan setiap tahunnya karena tidak ada jatah libur IMDA di bulan Muharam. Bahkan, Kepala Kuliah Syariah, Ust. Kholil, selaku pihak penyelenggara mengatakan bahwa BMW tidak hanya dipastikan mundur, tetapi kemungkinan besar gagal terlaksana, “Ada dua kemungkinan, mundur atau tidak sama sekali,” terangnya.

Dua kemungkinan di atas tidak lepas dari ketidakpastian adanya libur maulid dan selesainya pandemi. Sebab, peserta BMW adalah santri aktif Pondok Pesantren Sidogiri dan dari pesantren lain. Jika pulangan maulid diadakan atau ditiadakan tetapi pandemi masih berlanjut. Maka, acara BMW tahun ini tidak bisa terlaksana, “Bisa digelar bulan Maulid kalau santri tidak pulang dan masa pandemi selesai karena pesertanya juga dari luar pesantren,” imbuh Ust Kholil.

_______

Penulis: Mohammad iksan

Editor: Saeful Bahri bin Ripit 

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *