Sabtu (18/11), Habib Muhammad bin Ali bin Abdul Qadir al-Habsyi yang merupakan cicit Shahibul Maulid Simthuddurar berkunjung ke Pondok Pesantren Sidogiri. Beliau ditemani oleh Faqihur-Ribath Habib Alwi bin Ali bin Muhammad al-Habsyi, Dr. Habib Abu Bakar Ali al-Habsyi, dan Ust. Muhammad bin Ahmad Faris serta rombongan yang lain.
Rombongan ulama dari Seiwun Yaman ini disambut hangat oleh Mas. Aminullah Baqir, Ketua I PPS, Ust. Saifullah Muhyiddin, Ketua II PPS, Mas. Abdul Jalil Kamil, Ketua III PPS, dan Mas. Ahmad bin Abdul Alim, Bendahara Umum PPS serta keluarga Pondok Pesantren Sidogiri. Acara ini dikemas dalam bingkai daurah ilmiah, bertempat di masjid jamik Sidogiri.
Habib Alwi bin Ali bin Muhammad al-Habsyi yang bergelar Faqihur-Ribath dalam penyampaiannya, beliau menekankan agar santri ikhlas dalam menuntut ilmu, selalu menjaga kemurnian niat yang didasari karena Allah. “Menurut Imam ar-Jurjani, ikhlas adalah meninggalkan amal taat yang didasari karena manusia. Para pencari ilmu harus hati-hati dengan empat perkara yang dapaf merusak ikhlas; Setan, nafsu, hawa (keinginan), dan dunia,” jelasnya.
Setelah itu, Dr. Habib Abu Bakar al-Habsyi berkesempatan untuk menyampaikan wejangannya. Tidak jauh dari narasumber pertama, ulama yang menjadi Ketua Qanun di Ribath al-Ilmisy-Syarif, Sewun, Yaman ini menekankan adanya kesungguhan dalam mencari ilmu serta pondasi keikhlasan yang kuat dan niat yang jelas. “Perhatikan niat kalian dalam mencari ilmu Allah. Jika niat kalian hanya untuk sombong, berdebat, merasa tinggi dari kawannya, maka sesungguhnya kalian penghancur pondasi agama,” tegasnya.
“Termasuk al-Muwafaqah al-Ilahiyah, alhamdulillah al-faqir pernah berziarah ke makam Habib Umar Basyaiban kakek dari Sayyid Sulaiman pendiri pondok ini. Sekarang Allah menakdirkan saya berkunjung ke pondok keturunannya. Saya sangat bahagia ketika ke Jakarta bertemu dengan santri Sidogiri yang sangat menyambut baik kehadiran saya,” sanjung Habib Muhammad bin Ali bin Abdul Qadir al-Habsyi, generasi ke-IV dari Shahibul Maulid Simtuhtduror.
Di akhir daurah, pengasuh Ribath al-Ilmisy-Syarif, Seiwun, Yaman ini memeberikan ijazah shalawat mahabbah, ijazah hadis musalsal, dan ijazah hadis musalsal bilmahabbah seraya ber-tasybik (ngapurancang, jawa) dengan Mas. Ahmad Sa’dullah bin Abdul Alim.
Penulis: Muhammad Faqih
Editor: Muhammad Ilyas