BeritaUnggulan

Kunjungi Sidogiri, Syekh Dr. Abdul Qadir al-Husain Motivasi Santri Semangat Belajar

“Thalibul-Ilmi harus rela mengerahkan kehidupannya untuk ilmu, rela susah, dan payah. Ulama pengarang kitab-kitab yang kita pelajari telah mencurahkan hidupnya untuk ilmu, karena ilmu adalah anugerah yang paling utama,” pesan Syekh Dr. Abdul Qadir al-Husain al-Asy’ari dalam acara jalsah ilmiah di halaman Daerah B dan K, PPS, Ahad (03/12).

Dalam penyampaiannya, ulama asal Syria ini menekankan untuk semangat dalam belajar dan terus bermujahadah. “Kalian harus mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan, yaitu kita bisa mencari ilmu. Belajar yang giat merupakan bentuk mensyukuri nikmat tersebut. Ada ulama yang mengarang kitab al-Funun yang besarnya dua ribu jilid, Imam Malik pemilik nadzam Alfiyah tidak duduk kecuali di majelis ilmu dan ibadah. Bahkan ada ulama yang rumahnya di pinggiran sungai Nil, karena semangatnya belajar sampai tidak pernah ke luar rumah kurang lebih dua puluh tahun,” jelasnya.

BACA JUGA:

Tips Belajar dan Mengaji Ala Syaikh Adham al-Asimi Damaskus

Di samping itu, ulama keturunan Sayyidina Husain bin Ali bin Abi Thalib ini menyampaikan bahwa orang yang berilmu lebih utama daripada orang ahli ibadah. Sembari mengutip kitab Ihya Ulumiddin, beliau menyebutkan bahwa ilmu terbagi menjadi ilmu dunia dan ilmu akhirat. “Ilmu dunia seperti yang kita rasakan di pagi ini, lampu yang menerangi kita, kipas yang memberikan kesejukan, dan mikrofon yang saya gunakan semuanya diciptakan dengan ilmu. Akan tetapi, yang lebih penting adalah ilmu akhirat yang bisa membuatmu bahagia dunia dan akhirat,” pungkasnya.

BACA JUGA:

Kunjungan Ulama Asal Palestina ke Sidogiri

Sebelum acara selesai, beliau mengijazahkan semua kitab yang telah beliau baca dan belajar dari guru-gurunya yang ada di Yaman, Turki, Syiria, Hijaz. Guru-guru beliau di antaranya adalah Syeikh Sa’duddin al-Murad, Syekh Muhammad Said Ramadhan al-Buthi, Syekh Ibrahim al-Kisai, Syekh Amir Siroj at-Turki, Syekh Ali Jumah, Habib Umar bin Hafidz dan Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki.

Penulis: Muhammad Faqih
Editor: Muhammad Ilyas

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *