Imam Sufyan bin Sa’id bin Masruq ats-Tsauri adalah sosok ulama yang dihubungkan dengan Tsauri bin Abdi Manah, dari kabilah Mudhar. Beliau tergolong dalam salah satu mazhab yang memiliki banyak pengikut, dan karyanya telah diabadikan dalam berbagai kitab.
Imam Sufyan tercatat sebagai tokoh ulama pada masanya, menjadi imam dalam bidang hadis dan keilmuan lainnya. Dikenal sebagai pribadi yang wara’, zuhud, dan ahli fikih. Beliau dinilai setara dengan para imam fikih empat mazhab: Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hanbal.
Imam Sufyan menjalani pendidikannya di Bashrah, sebuah wilayah yang tidak hanya pernah dikunjunginya, tetapi juga menjadi tempat wafatnya. Dilahirkan dan tumbuh di tengah keluarga yang sangat agamis. Ayahnya, Sa’id bin Masruq, adalah ahli hadits Kufah yang tepercaya. Ibunya, seorang perempuan yang warak dan zuhud, menjadi pendorong utama bagi Sufyan muda untuk menuntut ilmu. Saudara-saudaranya, seperti Umar bin Sa’id dan Ummu Ammar, yang juga tergolong ulama ahli hadis pada masanya.
Beliau lahir sekitar tahun 75/77 H. atau bertepatan dengan tahun 694/697 M. Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai tahun kelahirannya, Ibnu Khallikan memperkirakan bahwa kelahirannya terjadi pada tahun 95/96/97 H atau pada tahun 714/715/715 M. Imam Sufyan wafat pada tahun 161 H atau tahun 778 M di kota Bashrah, saat tengah melarikan diri dari rezim otoriter yang berkuasa pada masa itu.
Imam al-‘Ijli menyatakan bahwa Sufyan as-Tsauri memiliki kemampuan menghafal yang luar biasa terhadap hal yang ia dengar. Selain itu, Imam Ibnu ‘Uyainah memberikan komentar positif tentangnya, menyebutkan bahwa tidak ada yang lebih ahli dalam urusan halal dan haram daripada beliau.
Imam Sufyan mengambil ilmu dari ulama-ulama tabi’in, seperti Aswad bin Yazid dan Zaid bin Aslam. Di antara murid-muridnya terdapat tokoh-tokoh besar seperti Imam Syu’bah dan Imam Malik. Ada sumber yang menyebutkan bahwa jumlah murid beliau mencapai 20 ribu.
Imam Sufyan bin Sa’id bin Masruq ats-Tsauri, dengan warisan ilmiahnya yang luar biasa, tidak hanya menjadi panutan pada masanya, tetapi juga meninggalkan jejak inspiratif bagi generasi-generasi berikutnya dalam memperkaya khazanah keilmuan Islam. Keberagaman karyanya mencerminkan kontribusinya dalam pengembangan ilmu agama. Menjadikannya sebagai salah satu ulama besar yang patut dihormati dalam sejarah Islam.
Penulis: Ulil Absor
Editor: Muhammad Ilyas