Atasi Bahaya Nafsu Dengan Akal
Malam Jumat (08/10) Habib Taufiq bin Abdul Qadir as-Segaf mengupas tuntas perihal nafsu saat mengisi acara pengajian Kitab Hikam karya al-Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad. Sebelum masuk pada pembahasan nafsu, Habib Taufiq lebih dulu menjelaskan hubungan nafsu dengan akal dan ilmu, “Jadikan akalmu untuk ilmumu dan jadikan nafsumu untuk akalmu.” Hal ini harus dilakukan, karena nafsu akan sangat nakal jika tidak dikendalikan akal, sementara ilmu juga perlu sebagai peredam akal yang terkadang liar. Kemudian, beliau menyampaikan seberapa bahaya nafsu bagi jiwa seseorang, “Selama nafsu itu masih hidup, maka ia akan menjadi ular yang berbahaya.” “Kita tidak boleh diatur nafsu, tapi kitalah yang harus mengatur nafsu,” seru beliau. Lepas dari kekangan nafsu bukan perkara mudah. Menaklukkannya tidak cukup dengan satu kali usaha. Maka, tidak heran jika Habib Taufiq mengatakan bahwa riyadlah adalah cara terampuh untuk menaklukkannya. Ada tujuh tingkatan nafsu yang diungkap Habib Taufiq secara rinci dan runtut, mulai dari yang terburuk hingga nafsu yang menuntun kita ke surga, yaitu; amarah, lawamah, mulhamah, mutmainnah, radliyah, mardliyah dan kamilah. Hanya nafsu amarah dan lawamah yang terbilang buruk. Keduanya juga sangat akrab dengan manusia. Karenanya, nafsu identik dengan perkara jelek. Sementara, untuk nafsu kamilah hanya orang-orang saleh yang dapat mencicipi dan butuh kesungguhan untuk meraihnya. Penulis: Mohammad Iksan Editor: Saeful Bahri bin...
Daerah A Tak Lagi Khusus Tahfiz al-Qur’an
Sesuai dengan keputusan yang berada dalam surat edaran 168/PPS.200/Kep.A/I.1442 tentang pengalihan fungsi Daerah A (08/09), bahwa daerah tersebut tidak dikhususkan untuk tahfiz Al-Qur’an saja. Melainkan ada sebagian kamar yang akan ditempati oleh warga non-tahfiz. Hal ini disebabkan membeludaknya santri. Warga yang akan dipindah bersifat umum dari daerah yang mengalami overload (C, E, F, G, H dan P). Baca Juga: Sidogiri Fasilitasi Tatap Rindu Santri dan Keluarganya Sebelum program itu terlaksana, Pengurus Daerah A dan Kepala Daerah yang overload sepakat bahwa warga yang akan dipindah berada di tingkat Aliyah saja. Faktor utamanya, dikarenakan pelaksanaan kegiatan yang berbeda dengan daerah lain. “Karena rata-rata murid Aliyah adalah santri senior, mereka dianggap mampu menjalankan kegiatan di daerah meskipun tidak ada tuntutan menghafal,” ungkap Ustaz Ridwan selaku Kepala Daerah A. Baca Juga: Armada Antar Jemput Staf Guru MMU Aliyah Kemudian yang akan dipindah sekitar 60 warga saja. Jadi, Pengurus Daerah A hanya menyediakan 4 kamar. Sedangkan yang lain tetap dikhususkan untuk anggota tahfiz. “Karena yang dipindah hanya 60 warga, maka kami menyediakan empat kamar saja untuk warga non-tahfiz. Selebihnya tetap dimanfaatkan untuk domisili anggota Tahfidz al-Qur’an,” ujar pria asal Jember itu. ___________ Penulis: Nur Hudarrohman Editor: Saeful Bahri bin...
TMTB Adakan Rapat Koordinasi Online Untuk Wilayah Kalbar
Khidmah: Para guru tugas mendengarkan dengan saksama penjelasan pengurus TMTB pusat. Masa pandemi yang belum usai membuat pengurus Urusan TMTB dan Dai mengambil keputusan untuk melaksanakan rapat koordinasi daring (online) via aplikasi Zoom untuk wilayah P-1 (Kalimantan Barat). Acara yang terlaksana pada Sabtu, 15 Shafar 1442/03 Oktober 2020 ini bertempat di Pondok Pesantren Babussalam Al-Hasyimi, Jl. Peniraman 07/04, Sui Pinyuh, Mempawah, serta dihadiri 41 guru tugas dari total 44 guru tugas di Provinsi Kalimantan Barat. “Tujuh hari sebelumnya kami telah melakukan koordinasi dengan pihak Madrasah Babussalam Al-Hasyimi, Peniraman, yang akan ditempati acara rapat tersebut. Kami siapkan 3 proyektor, karena walaupun rapat secara online acaranya tetap seperti tatap muka langsung,” jelas Ustaz Ahmad Husen, Wakil Koordinator Kalbar saat ditanya perihal persiapan rapat tersebut. Tegas: Ust H Umar Qiyam dan Ust Ahmad Husen memimpin jalannya rapat online ini dengan penuh semangat. Pria kelahiran Malang, Jawa Timur ini mengakui bahwa banyak ilmu dan wawasan yang ia dapat dari rapat daring tersebut. “Ini rapat perdana yang diadakan secara online dan alhamdulillah kami mendapat banyak ilmu dari semua ini.” Baca Juga: Pertemuan Pengurus dan Wali Santri Wilayah Kalbar Sementara itu, diwawancarai di waktu dan tempat terpisah, Ustaz Abdullah Yafi, TU Urusan TMTB dan Dai mengatakan, “Terkait keputusan pengurus TMTB mengambil kebijakan melaksanakannya (rapat koordinasi) secara online sebab menganggap tidak memungkinkan untuk hadir ke sana. Jadi, (keputusan) ini meninjau beberapa hal dan menurut pengurus TMTB memang adalah rapat online inilah solusi terbaik.” Santri yang juga pecinta IT ini menambahkan bahwa rapat koordinasi online hanya untuk wilayah Kalbar, sebab untuk wilayah lain masih memungkinkan untuk hadir ke lokasi rapat. “Rapat koordinasi ini dilaksanakan di wilayah yang ada koordinatornya saja. Untuk yang tidak ada koordinatornya langsung dikunjungi satu persatu. Biasanya 4 tahun sekali sesuai giliran, “tambahnya. Penulis: Muhammad Ilyas Editor: Saeful Bahri bin...
Sidogiri Fasilitasi Tatap Rindu Santri dan Keluarganya
Kabar gembira bagi wali santri, Pondok Pesantren Sidogiri sudah menjalankan layanan video call. Dengan layanan ini, wali santri yang tidak bisa menemui buah hatinya karena pandemi bisa melepas rindu dengan bertatap muka meski hanya secara virtual. Demi keamanan dan efektivitas kegiatan belajar mengajar santri selama pandemi, Pondok Pesantren Sidogiri membatasi dan memperketat akses keluar-masuk pesantren. Wali santri tidak diperkenankan berkunjung dan menemui anaknya. Benih-benih rindu pasti tumbuh di antara mereka, lebih-lebih bagi yang baru. Untuk mengatasi hal itu, sesuai dengan hasil keputusan rapat Tim Perumus di bulan Ramadan tahun lalu, pengurus Pondok Pesantren Sidogiri memfasilitasi santri dengan layanan video call. Beberapa pekan yang lalu, fasilitas layanan video call sudah dioperasikan, tapi untuk sementara hanya di asrama santri baru saja (M dan L). “Layanan ini diadakan karena dampak kondisi pandemi sejak tahun kemarin. Hanya saja untuk awal, kami mulai dari daerah santri baru (M dan L), karena sepertinya lebih membutuhkan. Jika berjalan lancar, kemungkinan akan dilanjutkan ke daerah yang lain,” jelas Ustaz Syamsul Huda Mahfudh, Sekretaris I Pondok Pesantren Sidogiri. Sekalipun diadakan karena pandemi, program layanan video call ini akan tetap berlanjut sampai ada keputusan dan kebijakan baru dari pengurus. “Dalam ketetapan program sekretaris I tersebut sifatnya umum. Selagi belum ada perubahan ketetapan, ya, tetap ada sekalipun pandemi sudah berakhir,” lanjut sosok penemu kaligrafi bakar ini. Sebagai penanggung jawab, Ustaz Syamsul Huda, menyampaikan pesan dan ucapan terima kasih pada semua wali santri “Monggo manfaatkan sarana yang ada dan ikuti ketentuannya. Terima kasih kepada semua wali santri atas masukan, saran, usulan dan kritikan. Semoga tercatat sebagai amal baik.” Beliau juga mengungkapkan permintaan maaf atas segala kekurangan, ”Mohon maaf kepada semua wali santri atas kekurangan layanan, khususnya dalam persediaan layanan komunikasi. Semoga niat mulia wali santri dan pengurus diijabahi Allah.” _________ Penulis: Mohammad Iksan Editor: Saeful Bahri bin...
Seminar ACS Angkat Tema Menulis itu Indah dan Mudah
Suasana seminar ACS dengan tema Menulis itu Indah dan Mudah Malam Senin (05/10) Annajah Center Sidogiri (ACS) menggelar penutupan kegiatan ACS selama satu semester yang dikemas dalam seminar dengan tema “Menulis itu Indah dan Mudah”. Diundang sebagai narasumber M. Syamsul Arifin Munawwir, M. Psi, M.H, eks, Pemimpin Redaksi beberapa media di Pondok Pesantren Sidogiri. Acara yang bertempat di ruang auditorium Sekretariat Pondok Pesantren Sidogiri ini dihadiri oleh seluruh anggota ACS semester I, semester III dan anggota Penelitian dan Pengembangan (Litbang). “Seperti biasa, penutupan ini kita kemas dengan pelaksanaan program lain, seperti pelatihan menulis malam ini, sehingga penutupan ini tidak berisi pidato dari pengurus saja, tapi berisi hal-hal yang ilmiah dan menjalankan program” jelas Ust. Moh Achyat Ahmad, Direktur ACS dalam sambutannya. Mengenai alasan kenapa seminar kali ini diisi dengan pelatihan menulis Ust. Achyat menjelaskan bahwa saat ini ACS sedang berusaha menggalakkan tulis-menulis dengan memperbaiki fasilitas dan media tulis menulis yang dimiliki, “ACS itu punya banyak media, di antaranya, Buletin Tauiyah yang disebarkan ke seluruh nusantara, Mading Tauiyah, untuk memfasilitasi perkembangan di dalam pesantren dan Website Annajahsidogiri.id, agar media kita tidak kalah dengan media Wahabi, Syiah atau Liberal di internet,” tutur Redaktur Sidogiri Media ini. Harapan beliau dengan adanya seminar penulisan karya ilmiah ini kali ini diharapkan tulisan para angota ACS hasilnya semakin bagus, sehingga semakin mudah untuk menulis tentang Ahlusunah dan mudah dibaca dan dimengerti pembaca. __________ Penulis: Moh Kanzul Hikam Editor: Saeful Bahri bin...
Empat Kategori Penilaian di Ujian Akhir Marhalah Enam
Peserta ujian tampak besiap membaca ayat al-Quran sesuai undian Bertempat di Gedung An-Nawawi Lt. II, ujian akhir marhalah 6 MTQ digelar sejak malam sabtu (02/10) sampai malam kamis (07/10). Sebagai pihak penyelenggara, pengurus Taklimiyah wa Tahfidzul Quran (TTQ) berharap ujian kali ini berjalan lancar dan hasilnya memuaskan. Sebagaimana yang sudah dilaksanakan, di bawah koordinasi Wakil III, TTQ mengadakan ujian kenaikan dan kelulusan marhalah mutaallim MTQ dua kali dalam setahun untuk mengevaluasi hasil belajar mereka. Setelah ujian kenaikan marhalah sukses terlaksana, TTQ melanjutkan agendanya dengan menggelar ujian akhir marhalah 6. Sebanyak 500 lebih peserta ujian akhir diuji secara bergantian dan terjadwal dalam waktu 6 hari. TTQ mengerahkan 34 juri dengan rincian; 30 juri ditempatkan di 10 ruang yang sudah ditetapkan (1 ruang 3 juri) dan 4 lainnya sebagai juri piket. Pada waktu pelaksanaan, semua peserta diharuskan memakai seragam sekolah, membawa kartu ujian dan hadir ke tempat yang telah ditentukan 5 menit sebelum ujian dimulai. Setiap dari mereka membaca ayat al-Quran sesuai undian di hadapan tiga juri yang menilainya. Penilaian dalam ujian akhir marhalah 6 ini meliputi 4 kategori, yaitu fashahah, tajwid, gharaib dan kelancaran. “Untuk fashahah meliputi makhraj dan sifat huruf. Hukum Nun dan Mim Sukun serta bacaan Mad masuk kategori penilaian tajwid. Sementara kesalahan yang sering terjadi dalam segi kelancaran adalah mengubah harakat dan huruf,” jelas Ustaz Zaidul Khoir, Ketua Panitia Ujian MTQ. Selain itu, peserta juga diwanti-wanti untuk memperhatikan betul masalah penempatan waqaf dan ibtida, sebab keduanya termasuk kategori penilaian kelancaran. Sementara itu, untuk mekanisme penilaiannya adalah setiap satu kesalahan mengurangi 5 poin dari nilai maksimum (100). Peserta ujian akan dinyatakan lulus jika nilainya tidak kurang dari 70 di masing-masing kategori. Penulis: Mohammad Iksan Editor: Saeful Bahri bin...