Halalbihalal dan Koordinasi Guru Ranting MMU
Pimpinan Madrasah Miftahul Ulum (MMU) Pondok Pesantren Sidogiri menggelar halalbihalal sekaligus koordinasi bersama guru ranting MMU tingkat Ibtidaiyah dan Tsanawiyah untuk tahun ajaran 1444-1445 H. Acara ini bertempat di lapangan Pondok Pesantren Sidogiri, malam Sabtu, (07/11). Kepala Madrasah Tsanawiyah, Ust. H. Masykur Dahlan sedang membacakan taujihat Majelis Keluarga dari Sekretaris Jenderal Majlis Keluarga, Mas d. Nawawi Sadoellah Pada acara ini, pimpinan induk mengundang 2759 guru madrasah ranting yang tersebar di Jawa Timur. Sementara ini, ada 246 lembaga yang tercatat menjadi madrasah ranting Pondok Pesantren Sidogiri. Ranting tingkat Tsanawiyah sebanyak 52 lembaga, sedangkan tingkat Ibtidaiyah sebanyak 194 lembaga, baik ranting tipe A (Wilayah Pasuruan) atau Ranting tipe B (luar Pasuruan). Dalam sambutannya, Ust. Muntahal Hadi selaku Kepala MMU Ibtidaiyah menyampaikan beberapa program yang akan dilaksanakan tahun ajaran ini. Di antaranya, melantik koordinator Madrasah Ranting yang bertugas, membina, mengontrol dan mengawasi madrasah ranting. ”Koordinator perwakilan telah dilantik yang berfungsi membantu tugas-tugas pimpinan pusat agar bisa lebih efektif dalam melakukan pembinaan madrasah ranting,” jelas pria kelahiran Probolinggo ini. Dalam acara ini juga diisi dengan taujihat Majlis Keluarga dari Sekretaris Jenderal Majlis Keluarga, Mas d. Nawawi Sadoellah. Taujihat dibacakan oleh Kepala Madrasah Tsanawiyah, Ust. H. Masykur Dahlan. Di antara petikan taujihatnya, beliau berpesan agar bersungguh-sungguh dalam mengajar dan mengelola madrasah diniyah. Jika bersungguh-sungguh dalam mengelola madrasah diniyah maka akan semakin besar kerinduan masyarakat untuk kembali ke pesantren atau madrasah, sebab kecenderungan mereka pada masa-masa lampau. Sementara Habib Abu Bakar bin Hasan Assegaf, penceramah dalam acara ini juga menyampaikan pesan bahwa dalam menjadi guru harus selalu sabar dalam mendidik, mempunyai sifat tawadu dan memiliki budi pekerti yang baik. Habib Abu Bakar bin Hasan Assegaf memberikan pesan-pesan pada acara halalbihalal guru ranting MMU “Jika tiga hal yang harus dimiliki oleh guru ada maka akan sempurna nikmat seorang murid yang belajar kepadanya, yaitu harus memiliki kesabaran yang ekstra, bersifat tawadu, selalu rendah hati bukan rendah diri dan tidak sombong. Seorang guru juga harus memiliki budi pekerti yang baik dalam menjaga harga dirinya agar tidak melakukan hal-hal yang tidak terpuji maka ia pantas menjadi guru, digugu dan ditiru,” dawuh habib asal Pasuruan ini. Penulis: Muhammad NovalEditor: Muhammad...
Ngaji al-Hikam Bersama Habib Taufiq Dimulai Kembali
Malam Jumat (06/11), pengajian kitab al-Hikam al-Haddadiyah yang diasuh oleh Habib Taufiq bin Abdul Qadir Assegaf dimulai kembali pada tahun ajaran 1444-1445 H ini. Pengajian rutin kitab al-Hikam karya Sayyid Abdullah Ba ‘Alawi ini sempat libur sesaat karena liburan Ramadhan 1444 H. Pengajian yang berlangsung di Masjid Jamik Sidogiri ini, dimulai pukul 22.00 WIS. Juga hadir pada kesempatan tersebut, K.H. Mas Baharuddin Thoyyib, Ketua Umum PPS, Mas d. Nawawi Sadoellah, Wakil Ketua Umum PPS, Mas Achmad Sa’dulloh, Bendahara Umum PPS dan sejumlah pengurus harian lainnya. Ikut hadir mengaji, beberapa anggota keluarga Pondok Pesantren Sidogiri. Pengajian kitab al-Hikam al-Haddadiyah ini diikuti oleh santri senior PPS, termasuk staf pengajar MMU. Diselenggarakan setiap malam Jumat, yang diasuh oleh Habib Taufiq bin Abdul Qadir Assegaf, Pengasuh Pondok Pesantren As-Sunniyah Salafiyah, Kraton, Pasuruan. Pada kesempatan kali ini, Habib Taufiq, begitu beliau akrab disapa, menyampaikan pentingnya Ikhlas yang sebenarnya. “Amal ibadah itu dilakukan dengan ikhlas, dan hati ikut beribadah, menghadap kepada Allah,” dawuh Habib Taufiq. “Shidqi itu ialah orang yang ketika beribadah hatinya menghadap kepada Allah, bukan hanya wajah saja yang menghadap arah kiblat, hatinya malah menoleh ke arah lain. Jika begitu berarti dia bohong hatinya.” Tambah beliau. Sejak tahun ajaran 1444-1445 penyelenggaraan Pengajian Kitab al-Hikam ini, menjadi program dari instansi Musyawarah dan Taklimul Kitab (MTK). Diselenggarakan setiap malam Jumat, bertempat di Masjid Jamik Sidogiri. Penulis: Muhammad Nur Afifuddin Editor: Muhammad...
Jenazah tidak Langsung Dirawat
a. Deskripsi Masalah Di daerah Madura, ketika ada orang meninggal jenazahnya tidak langsung dirawat, tapi masih menunggu kedatangan saudara yang lain. b. Pertanyaan Bagaimana hukum menyegerakan perawatan jenazah? c. Jawaban Hukumnya wajib dan haram menunda-nundanya tanpa ada sebab. d. Rujukan وَعَنْ حُصَيْنٍ بْن وَحْوَحٍ t إِنَّ طَلْحَةَ بْنِ الْبَرَّاءِ t مَرِضَ، فَأَتَاهُ النَّبِيُّ e يَعُوْدُهُ، فَقَالَ: إِنِّي لاَ أُرَى طَلْحَةَ إِلاَّ قد حَدَثَ فِيْهِ الْمَوْتُ، فَآذِنُوْنِيْ بِهِ وَعَجِّلُوْا بِهِ فَإِنَّهُ لاَ يَنْبَغِيْ لِجِيْفَةِ مُسْلِمٍ أَنْ تُحْبَسَ بَيْنَ ظَهْرَانَيْ أَهْلِهِ (رواه أبو داود). ذَكَرَ اْلإِمَامُ النَّوَوِيُّ هَذَا الْحَدِيْثَ تَحْتَ بَابِ تَعْجِيْلِ قَضَاءِ الدَّيْنِ عَنِ الْمَيِّتِ وَالْمُبَادَرَةِ إِلَى تَجْهِيْزِهِ إِلاَّ أَنْ يَمُوْتَ فُجْأَةً فَيُتْرَكُ حَتَّى يُتَيَقَّنَ مَوْتُهُ، وَمِنْ ذَلِكَ عُلِمَ إِفَادَةُ الْحَدِيْثِ وُجُوْبَ الشُّرُوْعِ بِتَجْهِيْزِ الْمَيِّتِ بَعْدَ تَيَقُّنِ وَفَاتِهِ وَيَحْرُمُ تَأْخِيْرُهُ بِغَيْرِ سَبَبٍ اهـ (نزهة المتقين شرح رياض الصالحين،...
Ziarah ke Makam Non-Muslim
a. Deskripsi Masalah Tempat tinggal Pak Fatah adalah daerah dengan komunitas masyarakat dari berbagai agama. Untuk menjaga kerukunan antar-agama, Pak Fatah kadang berziarah ke makam orang-orang Kristen. b. Pertanyaan Bagaimana hukum berziarah ke kuburan non-muslim?Bagaimana hukum mengucapkan salam ketika memasuki kuburan non-muslim?Bolehkah mentahlili non-muslim, dan sampaikan pahala tahlil tersebut?Bolehkah orang kafir memandikan jenazah orang muslim? c. Jawaban Hukumnya khilâf; menurut Imam Mawardi haram, sedangkan menurut pendapat ashah boleh, bahkan kalau ada tujuan i’tibâr (mengambil pelajaran) hukumnya sunah.Tidak boleh.Tidak boleh, dan pahalanya tidak sampai.Boleh dan dianggap mencukupi. d. Rujukan وَأَمَّا زِيَارَةُ قُبُوْرِ الْكُفَّارِ فَمُبَاحَةٌ، خِلاَفًا لِلْمَاوَرْدِيِّ فِيْ تَحْرِيْمِهَا اهـ قَوْلُهُ خِلاَفًا لِلْمَاوَرْدِيِّ فِيْ تَحْرِيْمِهَا، عِبَارَةُ الْمَنَاوِيِّ عَلىَ لَيْلَةِ النِصْفِ مِنْ شَعْبَانَ نَصُّهَا، أَمَّا قُبُوْرُ الْكُفَّارِ فَلاَ يُنْدَبُ زِيَارَتُهَا، وَيَجُوْزُ عَلىَ الأَصَحِّ، نَعَمْ إِنْ كَانَتِ الزِّيَارَةُ بِقَصْدِ اْلاِعْتِبَارِ وَتَذَكُّرِ الْمَوْتِ فَهِيَ مَنْدُوْبَةٌ مُطْلَقًا اهـ (نهاية المحتاج, 3/36). وَأَمَّا قُبُوْرُ الْكُفَّارِ فَالْقِيَاسُ عَدَمُ جَوازِ السَّلامِ كَمَا فِيْ حَالِ الْحَيَاةِ، بَلْ أَوْلىَ اهـ (نهاية المحتاج, 3/37). قَالَ تَعَالى: (وَالَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِآيَاتِنَا وَلِقَآءِ الآخِرَةِ) البَعْثِ وَغَيْرِهِ (حَبِطَتْ) بَطَلَتْ (أَعْمَالُهُمْ) مَا عَمِلوهُ فِي الدُنْيا مِنْ خَيْرٍ كَصِلَةِ رَحِمٍ وَصَدَقَةٍ فَلا ثَوابَ لَهُمْ لِعَدَمِ شَرْطِهِ اهـ تفسير الجلالين. (قَوْلُهُ لِعَدَمِ شَرْطِهِ) أَي الثَوابِ وَهُوَ الإِيْمانُ، فَالإيْمانُ شَرْطٌ فِي الثَّوابِ، لأَنَّهُ مِقْدَارٌ مِنَ الجَزَاءِ يُعْطَى لِلْمُؤْمِنِيْنِ فِي مُقابَلَةِ أَعْمَالِهِمْ الحَسَنَةِ، فَأَعْمَالُ الْكُفَّارِ الحَسَنَةُ لاَ تَتَوَقَّفُ عَلَى نِيَّةٍ يُجَازُوْنَ عَلَيْهَا فِي الدُنْيا، أَوْ يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنَ العَذابِ غَيْرَ الْكُفْرِ لَكِنَّهُ لاَ يُقالُ لَهُ ثَوَابٌ، كَذَا قَرَّرَهُ الأَشْيَاخُ اهـ (حاشية الصاوي على تفسير الجلالين, 2/449-450). وَأَمَّا الإِسْتِغْفَارُ لَهُ أي لِلْكَافِرِ بَعْدَ مَوْتِهِ عَلَى الكُفْرِ فَلا يَأْبَاهُ قَضِيَّةُ الْعَقْلِ وَإِنَّمَا الَّذِيْ يَمْنَعُهُ السَّمْعُ أَلاَ يَرَى إِلَى أَّنَهُ u قَالَ لِعَمِّهِ أَبِيْ طَالِبٍ “لاَ أَزَالُ أَسْتَغْفِرُ لَكَ مَا لَمْ أُنْهَ عَنْهُ” فَنَزَلَ قَوْلُهُ تَعَالَى: “مَا كَانَ النَّبِيُّ وَالذِيْنَ آمَنُوْا أَنْ يَسْتَغْفِرُوْا لِلْمُشْرِكِيْنَ” الآية اهـ (تفسير روح البيان, 5/337). يَكْفِيْ غَسْلُ كَافِرٍ بِنَاءً عَلَى عَدَمِ وُجُوْبِهَا اهـ (فتح الوهاب, 1/90), و (حاشية الجمل,...