BeritaUnggulan

Pelatihan Menulis Kelas Menengah, Bahas Trik Menulis Sejarah

Untuk mengembangkan skill menulis para awak media Pondok Pesantren Sidogiri, Badan Pers Pesantren (BPP) mengadakan pelatihan menulis pada Selasa malam (12/08). Berlokasi di Ruang Auditorium Kantor Sekretariat, acara ini diikuti oleh seluruh awak media PPS, baik media majalah dinding, media cetak, dan media digital.

Mengangkat tema “Menulis Sejarah, Menyuarakan Fakta”, Ust. Ahmad Dairobi Naji hadir sebagai pemateri. Beliau memulai pemaparan materi dengan menjelaskan pentingnya belajar dan menulis sejarah, dan al-Quran banyak memuat kisah bersejarah.

Penulis buku “Menjadi Sufi Berduit” ini mengatakan setidaknya ada tiga hikmah mempelajari sejarah. “Pertama, sebagai pelajaran tentang kehidupan manusia agar lebih waspada terhadap potensi yang muncul dari watak manusia. Kedua, dapat mengenal identitas sebuah komunitas. Ketiga, dapat mengetahui jati diri Islam yang sebenarnya.”

Kemudian, pembahasan beralih ke metode penulisan sejarah. Ust. Dairobi menyebutkan bahwa data dan bukti sejarah merupakan aspek yang sangat penting dalam penulisan. Menurutnya, data sejarah terbagi menjadi tiga: bukti fisik, bukti lisan/cerita, dan bukti tertulis. Beliau melanjutkan bahwa data sejarah yang banyak digunakan saat ini berbentuk cerita dari mulut ke mulut, karena data ini sangat melimpah berbeda dengan data sejarah yang lain.

Redaktur Majalah Sidogiri Media ini juga menjelaskan bahwa dalam mengolah data berupa cerita, perlu melalui proses kritik riwayat dan kritik konteks. “Kekurangan data sejarah berbentuk cerita adalah rawan terjadi distorsi. Oleh sebabnya, seorang penulis harus melakukan kritik riwayat dan konteks untuk meminimalisir adanya bukti sejarah palsu,” ungkap Ust. Dairobi.

Penulis: Moh. Syauqillah
Editor: Fahmi Aqwa

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *