Madrasah Miftahul Ulum (MMU) adalah pendidikan klasikal atau pendidikan madrasiyah yang ada di Pondok Pesantren Sidogiri. Semua kegiatan madrasiyah terpusat di sini. Madrasah Miftahul Ulum terbagi menjadi empat jenjang pendidikan, yakni tingkat Idadiyah, Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah. Konon, sistem pendidikan di Sidogiri hanya terbatas pengajian kitab kepada pengasuh. Pendidikan klasikal baru dibentuk pada era kepengasuhan KH. Abdul Djalil pada 14 Safar 1357 H. Hal ini sesuai dengan prinsip al-muhâfazhah ‘alal-qadîm ash-shâlih walakhdzu bil-jadîd al-ashlah, melestarikan budaya baik, mengaplikasikan hal baru yang lebih baik.
Mata Pelajaran
Materi yang diajarkan di Madrasah Miftahul Ulum adalah pelajaran ilmu agama dengan menggunakan kitabkitab karangan ulama salaf sebagai materi utama. Di kelas-kelas tertentu, ilmu sosial dan eksak tetap diajarkan sebagai pendukung ilmu-ilmu agama.
Kompetensi Guru
Rekrutmen guru diambilkan dari santri senior lulusan Madrasah Miftahul Ulum Aliyah, serta dari unsur alumni PPS yang masih bersedia untuk berkhidmah di PPS dalam beberapa tahun. Beberapa di antaranya ada yang menjadi pengasuh pesantren dan dosen di perguruan tinggi.
Kedisiplinan Guru
Pengurus manargetkan jam kosong madrasah tidak lebih dari 1% dan presensi guru tidak kurang dari 95%. Hal ini diupayakan melalui pengawasan KBM, pembentukan guru piket, program komunikasi, dan motivasi guru, serta penghargaan terhadap guru yang dinilai memiliki kedisiplinan tinggi.
Kedisiplinan Murid
Setiap bulan, pengurus menargetkan presensi murid tidak kurang dari 95%. Untuk mencapainya, pimpinan madrasah melakukan upaya program bimbingan dan konseling, Laporan murid indisipliner kepada Kepala Daerah (asrama) setiap akhir pekan, komunikasi dengan wali murid.
Madrasah Miftahul Ulum Tarbiyah Idadiyah
Madrasah Miftahul Ulum Tarbiyah Idadiyah adalah program baca kitab cepat dengan model klasikal dan menggunakan metode buatan sendiri, al-Miftah lil-Ulum, sebagai persiapan bagi santri-santri usia dini. Madrasah Mifatahul Ulum Tarbiyah Idadiyah menggunakan sistem modul perjilid dengan satu pembimbing untuk maksimal 15 murid. Dengan metode ini, santri usia dini –yang telah bisa membaca al-Quran tapi belum bisa membaca kitab– dalam waktu satu tahun diharapkan sudah mampu membaca kitab Fathul-Qarîb dengan baik. Untuk anak yang masih belum bisa membaca dan menulis Arab dimasukkan di kelas shifir terlebih dahulu.
Jenjang Pendidikan
Tarbiyah Idadiyah memiliki 2 tingkatan, yakni Idadiyah I dan Idadiyah II. Selain itu, Tarbiyah Idadiyah juga menyediakan 2 jenjang yang lain, yaitu Idadiyah Reguler dan Program Khusus (PK) Idadiyah.
- Idadiyah I
Idadiyah I adalah tingkatan bagi santri baru. Tarbiyah Idadiyah I dibagi menjadi tiga jenjang. Pertama, kelas shifir, yaitu kelas khusus bagi santri yang masih belum bisa baca-tulis Arab pego. Kedua, kelas jilid, yaitu kelas yang langsung mempelajari teori baca kitab melalui materi khusus al-Miftah lil-Ulum jilid I sampai IV, Nadzam, dan Tashrif. Ketiga, kelas Taqrib, yaitu kelas yang secara khusus mempelajari kitab Fathul Qarib untuk bahan praktik baca kitab. Setiap jilid ditarget selesai dalam waktu minimal 25 hari, sehingga semua jilid bisa ditempuh dalam waktu 100 hari atau 3 bulan 10 hari. Sistem evaluasi Idadiyah I dilaksanakan setiap malam, melalui tes tulis dan tes lisan.
- Idadiyah Lanjutan
Idadiyah Lanjutan dibagi menjadi dua, kelas Takhassus dan Taqrib II. Kelas Takhassus adalah santri yang telah diwisuda pada tahun sebelumnya. Materi pelajarannya adalah Fathul-Qarîb, Matan Taqrîb, Tauhid –yang ditempuh selama 2 bulan– dan Nadzam Maqsûd yang dipelajari setelah menghatamkan materi Tauhid. Target kelas Takhassus adalah santri bisa membaca Fathul-Qarîb meliputi lafal, makna, terjemah, dan pemahaman secara sempurna. Sistem evaluasi Takhassus dilaksanakan tiap bulan, tes tulis fan Fikih dan Shorrof, dan tes lisan membaca Fathul-Qarîb yang mencakup lafal, makna, kedudukan, terjemah, dan nadzam.
Untuk tahun berikutnya, santri Takhassus yang dinyatakan lulus di akhir tahun pelajaran langsung beralih ke kelas 6 Ibtidaiyah, sedangkan yang dinyatakan tidak lulus duduk di kelas 5 Ibtidaiyah.
Sedangkan Idadiyah kelas Taqrib II adalah santri Idadiyah yang tahun sebelumnya tidak lulus dalam tes wisuda. Materi pelajarannya sama dengan Idadiyah I.
- Idadiyah Reguler
Idadiyah Reguler adalah kelas persiapan bagi murid baru. Idadiyah Reguler terdiri dari tiga kelas (V, VI, dan VII). Jenjang Idadiyah Reguler hanya ditempuh dalam satu tahun pelajaran. Pada tahun berikutnya, murid Idadiyah Reguler melanjutkan ke tingkat Ibtidaiyah atau Tsanawiyah. Mata pelajaran di Idadiyah Reguler hanya Fikih, Nahwu, Tauhid, Tahsin dan Akhlak. Sistem evaluasi menggunakan midle semester (tiap tengah semester atau dua kali dalam satu semester), dan dalam satu tahun pelajaran ditetapkan dua kali kenaikan kelas (setiap akhir semester). Di Idadiyah Reguler juga terdapat kegiatan ekstrakurikuler berupa olah raga, pembinaan baca kitab, gerak batin (istighatsah), dan jam belajar tambahan.
- Program Khusus (PK) Idadiyah
PK adalah kelas khusus bagi murid-murid Tarbiyah Idadiyah yang memiliki kemampuan di atas ratarata. Mereka adalah santri baru yang mampu menyelesaikan pendidikan Idadiyah I dalam waktu setengah tahun dan berhasil diwisuda di pertengahan tahun atau wisuda istimewa. Target pendidikan di Program Khusus (PK) Idadiyah adalah mencetak generasigenerasi santri yang mumpuni dalam berbagai disiplin ilmu.
Madrasah Miftahul Ulum Ibtidaiyah
Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan klasikal pertama di Pondok Pesantren Sidogiri. MMU Ibtidaiyah terdari dari enam dan ditempuh selama enam tahun. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Ibtidaiyah dilaksanakan pada pagi hari mulai pukul 07.30 s.d 12.10 Wis, terbagi menjadi tiga jam pelajaran dengan dua kali waktu istirahat.
Mata pelajaran di Ibtidaiyah terdiri atas beberapa mata pelajaran agama dasar dan sedikit memasukkan pelajaran umum, seperti Bahasa Indonesia dan Matematika. Target pendidikan di tingkat ini adalah minimal murid Ibtidaiyah dapat membaca dan memahami kitab pelajarannya sendiri.
Program dan Kegiatan
Madrasah Miftahul Ulum Ibtidaiyah memiliki beberapa kegiatan penunjang, antara lain.
Musyawarah
Salah satu program dan kegiatan pendukung jenjang Ibtidaiyah adalah kegiatan musyawarah yang dilaksanakan pada sore hari mulai pukul 17: 00 s.d 17: 45 WIS. Kegiatan musyawarah ini difungsikan untuk mengasah bakat anak didik dalam mendalami materi yang sebelumnya dijelaskan oleh wali kelas.
Olahraga
Di tingkat Ibtidaiyah ada kegiatan ekstrakurikuler berupa olahraga yang dilaksanakan setiap pekan sekali. Olahraga yang dipilih adalah permainan bola kasti. Kegiatan ini berlangsung pada jam pelajaran pertama (07:30 s.d 08:30 WIS) dengan mengikuti jadwal yang telah ditetapkan.
Madrasah Miftahul Ulum Tsanawiyah
Tsanawiyah merupakan pendidikan klasikal setelah tingkat Ibtidaiyah yang terdiri tiga kelas. . Jenjang ini didirikan 83 tahun setelah Ibtidaiyah, yaitu pada Dzul Hijjah 1376 H atau Juli 1957 M. Sejak tahun 1961 M, atas inisiatif KH. Cholil Nawawie dan Kiai Sa’doellah Nawawie, lulusan Tsanawiyah diwajibkan melaksanakan tugas mengajar selama satu tahun di lembaga pendidikan yang membutuhkan, dan ini merupakan persyaratan untuk memperoleh ijazah.
Mulai tahun ajarah 1438-1439 H ijazah Madrasah Miftahul Ulum Tsanawiyah berstatus muadalah atau setara dengan ijazah formal. Status muadalah ini sama sekali tidak mengubah sistem pendidikan, materi, kurikulum, serta metode evaluasi.
Program dan Kegiatan
Selain Kegiatan Belajar-Mengajar (KBM) yang rutin dilaksanakan setiap hari (selain Jumat) dari pukul 12:10 s.d 17:00 Wis, Madrasah Miftahul Ulum Tsanawiyah memiliki beberapa program dan kegiatan penunjang;
Annajah
Kegiatan Annajah adalah penambahan wawasan dan pendalaman akidah Ahlussunnah wal Jamaah serta ilmu fikih kemasyarakatan. Kegiatan ini dilaksanakan pada pukul 21:00 s.d 22:00 Wis dengan mendatangkan pakar. Dalam menjalankannya, Pimpinan Tsanawiyah yang dibawahi oleh Wakil III mengangkat staf Annajah dari masing-masing jenjang kelas.
Musyawarah
Kegiatan ini wajib diikuti oleh semua murid Tsanawiyah ini bertujuan untuk pendalaman materi yang sudah diajarkan di kelas. Metode yang dipakai berbeda-beda sesuai kebijakan wali kelas. Untuk memaksimalkan kegiatan yang berlangsung mulai pukul 22:10 s.d 23:10 WIS ini, Pimpinan Tsanawiyah melantik para pembina musyawarah yang diambilkan dari santri-santri berkompeten tingkat Aliyah.
Madinah
Madinah (Majalah Dinding Annajah)Merupakan Media yang berorientasi pada pemahaman akidah Ahlussunah wal Jamaah. Madinah terbit dua kali dalam satu bulan dan ALIYAH merupakan tingkat akhir dari semua jenjang pendidikan klasikal di Pondok Pesantren Sidogiri. Terdiri dari tiga tingkatan kelas (I, II, dan III) dan dibagi menjadi beberapa ruang kelas. dikelola oleh murid-murid Tsanawiyah yang terpilih sebagai redaksi.
Olahraga
Sebagaimana di tingkat Ibtidaiyah, olahraga bola kasti di Tsanawiyah juga diadakan sepekan sekali.
Madrasah Miftahul Ulum Aliyah
Aliyah merupakan tingkat akhir dari semua jenjang pendidikan klasikal di Pondok Pesantren Sidogiri. Terdiri dari tiga tingkatan kelas. Kegiatan belajar-mengajar MMU Aliyah dilaksanakan mulai pukul 20 : 12 s.d 05 00 : Wis. MMU Aliyah didirikan pada 03 Muharram 1403 H/21 Oktober 1982 M.
Sejak 2006 ijazah Madrasah Miftahul Ulum Aliyah di-muadalah-kan atau disetarakan dengan ijazah formal oleh Departemen Agama (Depag) Republik Indonesia tanpa ada perubahan apapun pada sistem pendidikan, materi, kurikulum, serta metode evaluasi. Dengan program muadalah, murid lulusan MMU Aliyah tetap bisa melanjutkan ke berbagai perguruan tinggi Islam, baik negeri maupun swasta.
Program dan Kegiatan
Sistem Kejuruan
Sejak 1426/1425 H, Madrasah Miftahul Ulum Aliyah menerapkan sistem kejuruan di kelas II dan III dengan tiga jurusan; Tarbiyah (konsentrasi bidang pendidikan), Dakwah (konsentrasi bidang dakwah) dan Muamalah (konsentrasi bidang ekonomi syariah). Pada tahun 1434/1433 H, Madrasah Miftahul Ulum Aliyah menambah dua jurusan, yaitu Tafsir dan Hadis. Namun sejak tahun 1435 H dua jurusan tersebut digabung menjadi satu (Tafsir-Hadis).
Pada akhir tahun pelajaran, murid kelas I Aliyah yang telah mengikuti program TM-TB harus mengikuti tes psikologi dan minat bakat. Hasil tes ini akan dijadikan pertimbangan oleh pimpinan madrasah untuk menentukan jurusan di tingkat selanjutnya. Sedangkan, bagi yang belum melaksanakan program TM-TB ditetapkan di jurusan Tafsir-Hadis.
OMIM
(Organisasi Murid Intra Madrasah) OMIM adalah organisasi yang bergerak di bidang pengembangan bakat, minat, skil, dan kreativitas murid MMU Aliyah. OMIM ditangani oleh pengurus yang dipilih langsung oleh Pimpinan MMU Aliyah dengan masa khidmah satu tahun pelajaran.
Kegiatan OMIM
Kegiatan OMIM berkisar pada dua aspek, yaitu pengembangan intelektual dan kreativitas. Kegiatan ini dijalankan oleh beberapa unit kegiatan:
- Unit Kegiatan Penerbitan Majalah (UKPM) bertugas menerbitkan Majalah IJTIHAD dua kali dalam setahun. Majalah IJTIHAD merupakan media pertama di Pondok Pesantren Sidogiri terbit sejak 1415 H./1994 M dan satu-satunya media cetak di bawah koordinasi Ketua I. Para redaksi direkrut dari murid MMU Aliyah
- Unit Kegiatan Mading (UKM), bertugas menerbitkan Mading HIMMAH satu bulan dua kali. Mading ini memuat pembahasan umum dan berita/kabar seputar kegiatan MMU Aliyah.
- Unit Kegiatan Pengembangan Intelektual (UKPI) bergerak di bidang kajian keilmuan dan intelektual dengan mengadakan forum diskusi dan kuliah umum. Forum diskusi rutin diselenggarakan setiap bulan sedangkan Kuliah Umum digelar dua kali dalam setahun.
[…] ini diadakan guna melaksanakan program pesantren, yang mana di Madrasiyah santri diajarkan materi, sedangkan di Makhadiyah guna mempraktikkannya. Juga, mengkader tim khusus […]