Berita

PPS & DKS Bekasi: Istigasah Bersama dan Pencerahan Menyambut HUT RI ke 71

Khidmad: Ribuan santri Pondok mengikuti istigasah bersama memperingati HUT RI ke 71
Khidmad: Ribuan santri Pondok mengikuti istigasah bersama memperingati HUT RI ke 71

Menyambut peringatan kemerdekaan Indonesia yang ke-71 berbagai kegiatan serentak dilaksanakan di seluruh pelosok Negeri. Tak terkecuali Pondok Pesantren Sidogiri memberikan sumbangsih menyambut HUT RI dengan beragam kegiatan. Pada malam ini, Selasa (16/08) diselenggarakan tahlil bersama untuk para mayasyikh dan pahlawan yang telah gugur dalam medang perang membela Negara.

Acara tersebut diikuti oleh semua santri PPS, guru dan simpatisan bertempat di lapangan barat Mabna as-Suyuti. Tahlil berlangsung selama satu jam bakda santri melaksanakan salat Isya’ secara berjamaah.

Tidak sampai disitu, besok pagi akan digelar upacara pengibaran sang saka merah putih di Lapangan desa Sidogiri oleh semua guru, santri dan simpatisan. Pasca upacara ada beberapa lomba Agustusan yang dikemas khusus untuk santri.

“Semoga peringatan ini bisa menjadi pendorong bagi santri untuk terus mencintai Indonesia, sebagaimana para masyayikh dulu merebut dan mempertahankan kemerdakaan,” ujar Ust. Abdul Qadir Ghufron, Kepala MMU Aliyah PPS saat menyampaikan sambutannya sebelum tahlil berlangsung.

Dilain lokasi, Darul Khidmah Sidogiri (DKS) Bekasi menggelar siraman rohani kepada santri-santrinya tentang keutamaan menuntut ilmu dan menyambut HUT RI yang akan dilaksanakan besok. Para santri dikumpulkan di Masjid DKS bakda Magrib, Selasa (16/8).

Selain keutamaan mencari ilmu, santri-santri DKS Bekasi juga diberi pencerahan tentang sejarah kelam Bangsa Indonesia.

“Anak-anak kecil memang harus tahu tentang sejarah Bangsa. Mulai dari penjajahan Portugis, Belanda dan Jepang hingga pengkhianatan PKI, agar mereka tidak lupa perjuangan para ulama dan pahlawan,” ujar Ust. Hamim Asy’ari, Pembina DKS Bekasi.

Dalam kesempatan itu Hamim juga menyampaikan perang santri dan para kiai dalam menumpas para penjajah dan kolonialisme. “Mereka perlu tahu bahwa peran kiai dan santri gak boleh dipandang sebelah mata dalam melawan penjajah,” tuturnya.

Hamim beranggapan bahwa perjuangan para ulama, habaib, kiai dan santri jarang dimuat dalam buku-buku sejarah Bangsa. “Kan banyak mengalami distorsi, jadi perlu menyampaikan sejarah secara utuh kepada mereka yang masih anak-anak, supaya tertanam dalam sanubari mereka api sejarah Bangsa Indonesia,” pungkasnya saat dikonfirmasi.

====

Penulis : Ilham Akbar
Editor   : Muh Kurdi Arifin

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *