Berita

Bedah kitab Minhatul Hamid: Oase Baru Keilmuan Santri

Keterangan: Tampak khusyu’ peserta bedah kitab ‘Minhatul Hamid fi Syarh Jauharah at-Tauhid’ karya Ust. Qoimuddin Rabu, (23/10) di Kantor Sekretariat Lt.II (Ruang Auditorium)

“karya-karya yang saya karang itu, semua berasal dari permintaan,”  Begitulah Ust. Qoimuddin mengawali presentasinya dalam acara Bedah kitab ‘Minhatul Hamid fi Syarh Jauharah at-Tauhid’ karya Ust. Qoimuddin yang diadakan oleh Annajah Center Sidogiri (ACS)

Pondok Pesantren Sidogiri,  Rabu (23/10). Setelah mendapatkan titah dari Habib Hasan bin Ahmad Baharun pendiri Pondok Pesantren Dalwa Bangil untuk menerbitkan karyanya, ia mulai tertantang untuk menyempurnakan karya yang pada awalnya adalah kutipan-kutipan dari kitab-kitab ulama dan hanya berbentuk foto copy.

Dalam mengarang kitab ini, beliau lebih memilih forma

t tanya jawab untuk mempermudah santri dalam memahami poin-poin penting yang ada dalam kitab . Hal tersebut didorong oleh kebanyakan santri saat ini kesulitan dalam memahami karya yang berbentuk dalam format buku bacaan.

Selain itu, dalam penyusunan kitab ini beliau lebih mengutamakan dalil-dalil naqli daripada dalil aqli. Opsi itu beliau pilih karena ia memandang yang dibutuhkan oleh santri saat ini adalah bukan untuk melawan pemikiran-pemikiran dari luar ahlussunnah. Akan tetapi, untuk memperkuat aqidah yang ada dalam diri kaum santri.

“Cara untuk memperkuat aqidah bukanlah dengan berdebat atau beradu argumentasi, akan tetapi dengan cara membaca serta mendalami al-Quran dan tafsir, membaca hadis-hadis nabi dan makna yang terkandung di dalamnya serta memperbanyak amal ibadah,” kata beliau mengutip pernyataan Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddinnya (juz 1 hal. 342)

Beliau mengaku, suksesnya karya tersebut tidak lepas dariarahan al-Habib Hasan bin Ahmad Baharun.

“Semua itu sesuai dengan permintaan dan arahan al-Habib Hasan Baharun,” ungkap beliau yang staf pengajar tingkat  Aliyah Pondok Pesantren Sidogiri.

Dalam kitab ini terdapat tiga pembahasan, yaitu: Berkisar pada muqaddimah, pembahasan asasi (dasar), dan pembahasan roisi (prinsip). Pembahasan yang terakhir inilah yang menjadi inti dalam kitab Minhatul Hamid.

” Inspirasi saya dapatkan  dari kitab Ihya’ Uumuddinnya Hujjatul Islam Al-Ghazali yaitu berkisar tentang Ilahiyat, Nubuwat, Ruhaniyat dan Sam’iyat.” Tutur beliau.

=====

Nama: Abdul Muid
Editor: N. Shalihin Damiri

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *