Seminar Metodologi Tahqiqul-Kitab, Syekh Mar’i Hasan Ar-Rasyid: Tidak Semua Orang Bisa Menjadi Muhaqqiq
Selasa (10/12) pagi, Pondok Pesantren Sidogiri menerima kunjungan dari Tamu Mulia asal Suriah, Syekh Mar’i Hasan ar-Rasyid dan Syekh Anas Muhammad Adnan as-Syarfawi. Kunjungan tokoh asal Syam ini, juga dikemas dalam bentuk seminar yang digelar di Auditorium Kantor Sekretariat Pondok Pesantren Sidogiri. Seminar juga dihadiri oleh segenap guru, mudarris LPBAA, dan anggota kuliah syariah.
Baca Juga: Daurah Ilmiah: Sikap Aswaja Hadapi Sekte Menyimpang
Dalam kesempatan kali ini, Syekh Mar’i Hasan ar-Rasyid mengisi seminar Tahqiqul-Kitab dengan tema “Metodologi untuk Menyelidiki Teks-teks Turats”. Ulama yang pernah men-tahqiq kitab Hāsyiatus-Shāwi ‘Alā Tafsīril-Jalalaīn dan berhasil diterbitkan oleh penerbit Dar Tahqiq al-Kitab, Istanbul tersebut menyampaikan beberapa sifat penting yang harus dimiliki oleh Muhaqqiq.
Pertama, seorang Muhaqqiq harus memiliki ikatan yang baik dengan para ulama salaf. Kedua, berkemampuan yang matang dengan memiliki pengalaman banyak membaca manuskrip kitab dan mengetahui teknik penulisan bahasa Arab yang kerap kali berbeda. Ketiga, kemahiran dalam gramatika dan sastra Arab secara umum dan bidang keilmuan kitab yang ditahqiq. Keempat, kredibilitas yang tinggi dengan tidak memiliki tujuan untuk mendukung pemikiran suatu golongan tertentu atau tujuan duniawi lainnya.

“Muhaqqiq memiliki tugas yang mulia; menyampaikan keterangan yang ingin disampaikan oleh pengarang kitab kepada generasi yang ada di setelahnya,” jelas ulama kelahiran Syam tersebut.
Lebih lanjut, Syekh Mar’i ar-Rasyid menjelaskan tingkat keutamaan manuskrip yang dianjurkan untuk ditahqiq. “Yang paling baik adalah naskah kitab yang ditulis langsung oleh pengarangnya. Kemudian kitab yang dibacakan oleh sang penulis di hadapan para murid, dan dibacakan kembali oleh sang murid kepada guru tersebut,” terang Syekh Mar’i.
Baca Juga: Seminar ACS: Ilmu Agama Tidak Layak Dipelajari Otodidak
Menurut salah satu murid Syekh Abdul Hadi al-Kharsah -tokoh sufi terkemuka tersebut, tahap tersulit dalam men-tahqiq kitab adalah menyediakan sumber acuan yang dikutip oleh sang penulis dalam karyanya, baik itu berupa ayat al-Qur’an, Hadist, maupun pendapat ulama lain. “Di tahap inilah Muhaqqiq diuji, karena menghabiskan banyak waktu untuk melacaknya,” jelas beliau.
Sebelum diakhiri dengan pembacaan doa oleh Muhadir, Syekh Mar’i Hasan ar-Rasyid, seminar diselingi dengan sesi tanya-jawab dan dilanjut dengan pemberian cenderahati oleh perwakilan pengurus.

Penulis: A. Kholil
Editor: Fahmi Aqwa