Artikel

Masih Mengenai Zaman Now

Pernah suatu ketika, saya memergoki santri membawa beberapa kitab gede ke masjid pada saat malam. Karena saya ingin mengikutinya, meski tidak kenal saya berani bertanya.

“Malam-malam begini, masih ngadakan halakah. Ngak ngantuk, ya?”

Lha, justru itu!”

“Maksudmu?”

“Ya, saya ingin tidur!”

Lha, lantas kitab ini untuk apa?”

“Buat bantal!” Ujarnya sambil meniduri kitab besar itu.

Saya hanya bisa mengelus-elus dada. Rupanya santri zaman now, memang beda dengan zaman old. Kalau zaman old, para santri sangat menghormati pada kitab. Jangankan diletakkan sembarangan, ditaruh di bawahnya pinggang saja tidak berani. Khawatir ilmunya tidak berkah.

Selesai belajar, kitabnya tidak langsung diletakkan, melainkan dicium sebagai bentuk takzim dari santri zaman old.

Sedangkan zaman now, lihatlah mereka yang sedang belajar. Setelah mereka selesai, jangankan mencium kitabnya, tidak dibuat bantal pun sudah untung. Bahkan sudah menjadi kebiasaan, setelah selesainya ujian, asrama dan ruangan menjadi kotor, penuh dengan sampah kitab yang dibuang. Innalil-Lâh!

Satu lagi, santri zaman old sangat hormat pada bangunan yang benama masjid. Keluar-masuk mereka pasti membaca doa. Mereka enggan bergurau, rame-rame apalagi sampai tidur di “rumah” Allah.

Sedangkan sekarang, datanglah kalian ke Masjid Jami’ Sidogiri saat tengah malam, niscaya kalian menemukan santri zaman now tergeletak di sana. Ya, zaman memang sudah berubah.

Entah apa yang mereka harap dari perubahan itu. Masihkah mereka menghafal i’lal  di tengah rerumpun tebu dan senandung Alfiyyah dan Imrithi membuai merdu, atau malah digantikan lagu-lagu Melayu?

Masihkah perdebatan pendalaman dalam halakah musyawarah menghidupkan malam mereka penuh semangat dan gairah, atau malah diskusi sarat istilah dinilai lebih bergengsi dan bergaya?

Masihkah mereka memburu pahala berlipat dua puluh tujuh, atau malah sudah tidak memiliki waktu?

Masihkah mereka mengirim fatihah pada masyayikh setiap hari, atau hanya setiap ada haul?

Masihkah mereka memiliki jiwa santri zaman old?

Beginilah santri zaman now

Muhammad ibnu Romli/sidogiri.net

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *