Fungsi utama dari daerah adalah membangun kepribadian santri dengan cara menerapkan ilmu-ilmu yang didapatkan dari endidikan Madrasiyah dan endidikan Ma’hadiyah.
Daerah menjadi salah satu unsur dari sekian banyak kepengurusan Pondok Pesantren Sidogiri yang berfungsi merealisasikan cita-cita Masyayikh Sidogiri untuk mencetak santri ibâdillâh ash-shâlihîn. Fungsi ini tercapai dengan dibentuknya beberapa program Daerah yang menjadi amaliyah keseharian santri meliputi kegiatan ibadah, muthala’ah, ber-mu’âsyarah, membiasakan pola hidup bersih dan sehat, serta berakhlakul karimah.
Di Pondok Pesantren Sidogiri, lingkungan merupakan salah satu ujung tombak endidikan di luar sekolah. Daerah merupakan salah satu bidang lahan penerapan endidikan, terutama dari aspek perilaku sehari-hari santri.
Sekilas Tentang Daerah
Saat ini Pondok Pesantren Sidogiri memiliki 18 pemukiman santri. Masing-masing pemukiman diberi nama dengan menggunakan abjad (A sampai P, dan Z).
Secara umum, Daerah santri ini terbagi menjadi dua: Daerah Khusus dan Daerah reguler. Daerah khusus meliputi Daerah A (khusus peserta Tahfizhul-Qur’an), Daerah J (dikhususkan bagi murid-murid Idadiyah yang masih berumur 12 tahun ke bawah), Daerah K dan B (khusus bahasa Arab dan Inggris), Daerah M, N, dan L daerah lanjutan dari Madrasah Idadiyah, Daerah O khusus tahfîzh mutûn (Nazham Alfiyah, ‘Imrithî, dan Maqshûd), Daerah C-15 sampai C-28, tahfizh hadis dan Daerah Z (khusus santri yang menjadi petugas di Kopontren Sidogiri).
Visi
Terwujudnya santri yang dapat mengamalkan ilmu yang telah didapatkan.
Misi
1. Meningkatkan kerja sama Daerah dengan instansi penyelenggara pendidikan di Pondok Pesantren Sidogiri.
2. Mendidik santri untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban agama dan pesantren.
3. Menjadikan Daerah sebagai tempat pengamalan ilmu yang telah dipelajari.
Struktur Kepengurusan Daerah Pondok Pesantren Sidogiri
Kepengurusan yang ada di daerah ditangani oleh Kepala Daerah (Kepda) dan Wakil Kepala Daerah (Wakepda), dibantu oleh lima orang Baurda (Pembantu Urusan Derah), meliputi Sekretaris Daerah (Sekda); Ubudiyah Daerah (Ubda); Taklimiyah Daerah (Taklimda); Ketertiban dan Keamanan Daerah (Tibkamda); Perlengkapan Sarana Daerah (PSD); dan Kebersihan dan Kesehatan Daerah (Sihhatda).
Pengurus inti inilah yang bertugas menjalankan pendidikan terhadap santri di luar madrasah (pendidikan Mahadiyah). Pengurus Daerah bertugas membimbing santri untuk berperilaku dengan baik. Di bawah pengurus inti masih terdapat kepala kamar (Kepma) yang bertugas mengasuh, mengarahkan, serta mengawasi tingkah laku santri. Sebab, Kepma-lah yang bersentuhan langsung dengan kehidupan santri sehari-hari.
Setiap bulannya, semua Pengurus Daerah mengadakan rapat koordinasi dengan Kepala Kamar (Kepma) dan Ketua II Pondok Pesantren Sidogiri. Rapat ini berfungsi sebagai forum konsultasi yang sangat berguna menangani persoalan yang ada di Daerah, khususnya seputar hal-hal yang terjadi di setiap kamar santri.
Daerah mempunyai garis koordinasi dengan Ketua II Pondok Pesantren Sidogiri. Ketua II mengangkat pengurus yang bertugas secara intens di Daerah. Setiap bulannya Pengurus Daerah menulis laporan di form khusus tentang perkembangan Daerahnya. Demi mengawali kegiatan setiap harinya, setiap Daerah dipimpin oleh satu orang Kepala Daerah (Kepda) dan satu atau dua orang Wakil Kepada Daerah (Wakepda). Keduanya dibantu tujuh orang Pembantu Urusan Daerah (Baurda) meliputi:
- Administrasi Daerah (Adminda): menangani kegiatan surat-menyurat dan administrasi Daerah.
- Ubudiyah Daerah (Ubda): bertugas mendidik, membimbing, dan mengontrol ibadah warga Daerah, seperti pendidikan shalat, shalat berjamaah, mengaji al-Quran, dan membaca shalawat.
- Taklimiyah Daerah (Taklimda): menangani pengembangan keilmuan warga Daerah, seperti jam belajar, musyawarah, taklimul–quran, dan taklimul–kitab.
- Kebersihan dan Kesehatan Daerah (Sihhatda): menjaga kebersihan Daerah dan kebiasaan hidup bersih dan sehat warga Daerah.
- Perawatan Sarana Daerah (PSD): bertanggung jawab atas perawatan perlengkapan dan sarana Daerah.
Setiap kamar di Daerah dikepalai oleh satu orang Kepala Kamar (Kepma), dan beberapa kamar dikelompokkan di bawah kepemimpinan satu orang Kepala Kelompok (Kapok). Peran Kepma menjadi lebih vital karena merekalah yang bersentuhan langsung dengan para santri (warga kamar).
Daerah Khusus Pondok Pesantren Sidogiri
Selain Daerah reguler, Pondok Pesantren Sidogiri juga melengkapi Daerah khusus. Yang disebut Daerah khusus di sini adalah Daerah yang mempunyai kegiatan dan program khusus daripada Daerah-Daerah lainnya. Daerah khusus ini dirasa perlu bagi santri yang mempunyai kebutuhan khusus dalam pengawasan atau dalam pembelajaran.
Daerah Khusus I’dadiyah
Terletak di Daerah J dan L. Dikhususkan untuk murid-murid Idadiyah. Daerah J dikhususkan bagi murid-murid Idadiyah yang masih berumur 12 tahun ke bawah, sedangkan Daerah L dikhususkan untuk murid-murid Idadiyah yang berumur 12 tahun ke atas. Ada beberapa tambahan kegiatan untuk Daerah J yakni pembacaan surah Waqiah setiap sore dan kegiatan baca kitab dan nazham bersama bagi Daerah L.
Daerah Khusus kelas lanjutan Takhassus dan Taqrib
Terletak di Daerah M dan N. Kelas Takhassus merupakan peserta didik Idadiyah yang telah diwisuda pada tahun sebelumnya. Kamar khusus bagi kelas Takhassus berada di Daerah M. Adapun Daerah N khusus kelas lanjutan Taqrib. Tahap Taqrib adalah istilah peserta didik Idadiyah yang belum diwisuda. Dua kelas lanjutan yang berbeda ini tetap memiliki porsi kegiatan sama dengan Daerah reguler. Meskipun pada hari-hari tertentu terdapat kegiatan yang berbeda. Semua kegiatan Daerah M dan N dilakukan sinkronisasi dengan Madrasah Tarbiyah Idadiyah.
Daerah Khusus Bahasa Arab dan Inggris
Saat ini ada dua Daerah khusus bahasa Arab dan Inggris, yaitu Daerah B dan K. Di Daerah khusus bahasa Arab dan Inggris ini, kegiatannya lebih ditekankan kepada masalah pengembangan bahasa, seperti kegiatan takrir, muhawarah, dan pidato bahasa Arab dan Inggris. Kedua daerah ini merupakan tempat pengaplikasian pemahaman bahasa Arab dan Inggris yang telah didapat pada pembelajaran di kelas-kelas LPBAA. Di Daerah ini, semua watga Daerah diwajibkan menggunakan bahasa Arab dalam kesehariannya.
Kegiatan di Daerah B dan K dikhususkan pada peningkatan kebahasaan seperti setoran hafalan mufradat dan vocabulary, pengulangan materi yang sudah dipelajari di kelas-kelas LPBAA, dan lain sebagainya.
Daerah Khusus Tahfizh al-Quran
Terletak di Daerah A dan terkonsentrasi pada bidang kegiatan penghafalan al-Quran 30 juz. Sejak dilembagakan pada tahun 1421 H, peserta Tahfizhul-Qur’an yang ditempatkan secara khusus di Daerah A terus meningkat.
Metode pembinaan hafalan yang dipakai saat ini masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni sistem setor-takrar. Setor adalah membacakan hafalan baru di hadapan pembina sedangkan takrar adalah mengulang hafalan yang telah lalu. Selain kepada pembina, takrar juga dilakukan dengan sesama peserta dan disebut Takrar Silang.
Di samping setor-takrar, pembinaan juga dilakukan dengan kegiatan khataman al-Qur’an bil-Ghaib setiap hari Jumat, khataman al-Qur’an bin-nazhar tiap malam Jumat, tartil bil-Ghaib, dan pembacaan dalam salat rawatib berjamaah.
Untuk menambah semangat dalam menghafal, Tahfizhul-Qur’an Daerah A mengadakan Musabaqah Hifzhil-Qur’an (lomba menghafal al-Qur’an) sekali dalam setahun dengan penilaian yang difokuskan pada kualitas hafalan dan penerapan tajwidnya.
Dalam menjalani proses menghafal al-Qur’an, masing-masing peserta diberi buku jurnal harian yang diisi oleh pembina sebagai catatan atas perkembangan hafalannya dari hari ke hari.
Program baru Tahfizhul-Qur’an pada tahun ini adalah diwajibkannya tartil tiap melakukan setoran. Hal ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kualitas tartil peserta, sehingga mereka tidak sekadar menghafal ayat-ayat al-Qur’an tetapi juga sanggup membacanya dengan baik dan benar.
Daerah Khusus Tahfizh Nazham
Daerah O termasuk Daerah khusus yang fokus pada penghafalan nazham ‘Imrithi, Maqshud, Alfiyah, Zubad, dan Jauharul Maknun. Daerah ini mempunyai misi mencetak santri yang bisa menghafal kitab-kitab matan, membiasakan hafalan kitab-kitab mutun dalam aktifitas sehari-hari, mamahami kitab-kitab yang telah dihafalkan, mencetak santri yang berdalil dengan pemahamannya, menambah wawasan santri dalam memahami kitab kuning.
Daerah ini menerima semua santri yang bermukim di Daerah di Pondok Pesantren Sidogiri kecuali Daerah J, L, dan N kemudian Pengurus Daerah menetapkan beberapa syarat yang harus dipenuhi santri apabila ingin masuk ke Daerah ini di antaranya; minimal duduk di kelas 5 Ibtidaiyah dan Idadiyah Reguler, nilai Raport Minimal 70,00, mengisi formulir pendaftaran yang sudah disediakan oleh Pengurus Daerah O dan menyetorkannya yang sudah diisi ke Kantor Daerah O, mengikuti tes masuk yang dilaksanakan oleh Pengurus, melakukan interview untuk mengetahui karakter dan keseriusan, dan tes hafalan Alfiyah, 1) Kelas 6 Ibt.: 100 nazham 2) Kelas 1 Tsanawiyah: 250 nazham 3) Kelas 2 Tsanawiyah: 500 nazham. 4) Kelas 3 Tsanawiyah: 750 nazham. Al-Imrithî dan Maqshûd, Kelas 5 Ibtidaiyah: 50 nazham. Kelima materi nazham tersebut dibuat berjenjang agar lebih sistematis.
- Jenjang Imrithi, Maqsud dan Alfiyah. Jenjang ini merupakan tahap awal bagi warga yang baru masuk program tahfizh dan duduk di kelas V.
- Jenjang lanjutan. Jenjang lanjutan ini merupakan jenjang tambahan dari program tahfizh yang ada. dan dan bergerak dalam dua bidang. Yaitu : Balaghah (Jauharul Maknûn) dan Fiqih (Zubad).
Asrama Khusus Tahfizh Hadis
Daerah Tahfizh Hadis di Pondok Pesantren Sidogiri termasuk baru dalam konsentrasi menghafal hadis yang berada di Daerah C. Kitab hadis yang dihafalkan adalah Arba‘in Nawawi dan Bulughul Maram. Saat ini, ada 8 kamar yang menjadi pemukiman santri tahfizh hadis, yaitu C-15 sampai C-28. Karena termasuk Daerah baru, kegiatannya pun berkisar pada setoran hafalan dan takrar yang dilaksanakan pada pukul 04.00 sebelum shubuh dan pukul 17.00 sore.
Kegiatan Tambahan
- Kegiatan di ruang al-Ghazali pada hari Kamis dan Sabtu pukul 05.00-05-45 Wis berupa pembahasan maksud hadis oleh Pembina, takrar, dan setoran hafalan.
- Pembacaan nazham Baiquni setiap hari setelah shalat subuh.
- Motivasi hadist setiap hari Selasa pagi oleh Pengurus dan Pembina tahfizh Hadis.
- Istighasah atau gerak batin setiap Jumat pagi.
- Lomba antar kamar hadis dua kali dalam setahun yakni sebelum libur Maulid dan sebelum libur Ramadhan.
- Penghargaan hadis bagi yang sudah mencapai target sebelum libur Maulid.
- Wisuda tahfizh Hadis yang diletakkan di akhir tahun pelajaran.
Daerah Z
Asrama khusus santri yang menjadi petugas Kopontren Sidogiri. Kegiatan tidak beda dengan yang lain, hanya saja dikumpulkan dalam satu daerah agar menyetabilkan kinerja dengan kegiatan pesantren.