Berita

Meniru Kebiasaan Ulama Hadramaut dalam Melestarikan Hadits Nabi

Untuk pertama kalinya Pengurus Ta’limiyah wa Tahfidz al-Quran (TTQ) Pondok Pesantren Sidogiri menggelar rohah hataman kitab hadits matan Shohih Buhori. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari mulai hari Jumat sampai Sabtu (15-16/05).

Tepat pukul 06.00 ba’da subuh hataman dimulai dengan acara pembukaan. KH. Mas Muhdhor, Pengasuh Pondok Pesantren Banat 5 Sidogiri, hadir membuka acara yang bertempat di Gedung MMU An-Nawawi dan Ar-Rofii dengan membacakan muqodimah kitab Tajrid As-Shorih Lihadits Al-Jami’ Al-Shohih sampai Kitab Al-Iman. Kemudian dilanjutkan  pembacaan secara maraton di surau-surai asrama santri Pondok Pesantren Sidogiri sampai akhir bab juz 2 selama dua hari.

Tadarus kitab hadist ini, di Timur Tengah dikenal dengan sebutan rohah. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ust. Kholil Abusirri, Kepala TTQ dalam sambutannya. “Kegiatan ini merupakan adatuna hadratus syaik salafus sholeh  (kebiasaan pandahulu ulama sholeh. red). Saya mendengar kalau di Hadromaut yang dijadikan rohah (bacaan santai.red) seperti ini, bukan kitab Tajrid As-Shorih tetapi kitab Shohih Bukhorinya langsung. Ini kita masih memulai,” ungkapnya.

Untuk itu kedepannya,  beliau berharap kegiatan ini tetap dilestarikan dan bisa rohah Bukhorinya langsung, dengan dilanjutkan kitab sunan-sunan yang lain. “Karena saat ini sudah banyak yang meninggalkan hadits. Mudah-mudahan barokah dari Tajrid As-Shorih  ada santri yang bisa menghafal Shohih Bukhori, kitab paling shohih setelah al-Quran,” harapnya di hadapan ribuan santri.

Serangkaian acara ini ditutup dengan pembacaan Sholawat Sibtu ad-Durar dan doa Ikhtitam Shohih Bukhori yang termuat dalam bentuk kalam nadhom (syair) dan nasyar (narasi) yang dibacakan oleh Habib Idrus Al-Hasni dan Habib Umar bin Muhammad Assegaf. [r-dy]

 

Shares: