Madrasah Miftahul Ulum Tarbiyah Idadiyah setiap hari mengevaluasi murid-murid Tarbiyah Idadiyah dengan cara tes kenaikan jilid. Tes kenaikan jilid ini dibagi menjadi tiga fase.
Fase pertama, guru pembimbing mendaftarkan muridnya untuk mengikuti tes tulis terkait materi pelajaran masing-masing. Tes tulis ini murid dituntut menjawab soalan-soalan yang telah disediakan oleh Tim Lasiama (Laboratorium As’ilah Madrasah).
Fase kedua, setelah lulus tes tulis, murid menjalani tes kecakapan atau disebut juga tes lisan daerah. Tes lisan daerah ini lebih ditekankan pada praktek bacaan kitab dan mengurai lafad demi lafad sesuai materi Al-Miftah Lil-Ulum.
Fase ketiga, peserta yang telah lulus dari tes lisan daerah, akan menjalani tes kenaikan jilid. Tes ini juga disebut sebagai Tes Batartama. Setelah dari ketiga fase itu murid Tarbiyah Idadiyah dinyatakan lulus, maka keesokan harinya murid itu akan pindah ke jilid berikutnya dengan menempati kelas baru.
Sebagaimana pernyataan dari Bambang Hariyanto, salah satu Tim Lasiama menyatakan bahwa, untuk saat ini peserta tes mencapai 150-an peserta setiap hari. “Peserta tes lisan daerah kalau dihitung setiap hari mencapai 150-an peserta. Kalau lebih dari itu, ya terpaksa kami tunda ke malam berikutnya,” terang laki-laki asal kota Probolinggo ini ketika ditanyai perihal jumlah peserta tes di kantornya, Sabtu sore (31/10).
Untuk menyikapi hal tersebut, Tim Lasiyama telah menyediakan juri lisan daerah sebanyak 30 juri yang diambil dari guru pembimbing Tarbiyah Idadiyah. Adapun tempat tes lisan daerah ditempatkan di daerah (asrama) J bagian Selatan. Sedangkan pelaksanaan tes dimulai pada pukul 04.30 Wis sore sampai selesai.
==
Penulis : Musaif Ali
Editor : Muh. Kurdi Arifin