Malam Jum’at (04/03) MMU Tarbiyah Idadiyah Pondok Pesantren Sidogiri mengadakan Studi Banding ke PP. Al Fatah Temboro Keras Magetan. Popularitas yang biasa disebut Pondok Temboro di bidang budaya menghafal kitab kuning yang telah menusantara bahkan mendunia memicu minat Pimpinan Idadiyah untuk menimba metode ke Pondok Temboro yang terletak di daerah Magetan Jatim. “Kami ingin mengadopsi metode pondok Temboro dalam bidang membudayakan hafidz kitab kuning maupun hafidz Qur’an. Sebab menurut informasi pondok Temboro berhasil mencetak santri-santri yang hafidz al-Qur’an bahkan hafidz kitab Minhajut-Thalibin,” ungkap Ust Abdul Mughni salah satu pimpinan Tarbiyah Idadiyah yang ikut studi banding.
Setiba di Temboro, rombongan Idadiyah langsung diterima pengurus Temboro. Dalam sesi ramah tamah, pengurus Temboro banyak menguraikan dan memaparkan tentang sistem hafidz yang diterapkan di sana. Antara lain, sistem yang telah mereka adopsi dari lembaga Dioban yang berpusat di India. “Dalam menghafal al-qur’an, kami mengadopsi metode internasional yang diterapkan di lembaga Dioban. Di sana menerapkan metode simpel dan praktis tapi berkualitas. Ada metode sabaq (setor tambah), sabqi (taqrar ulang) dan manzil (evaluasi khusus).” Papar salah satu pengurus bagian pengembangan hafidz di Temboro.
Selesai sesi ramah tamah, Pengurus Temboro mengajak rombongan Idadiyah untuk berkeliling memantau kegiatan-kegiatan Pondok Temboro utamanya bidang hafidz. Saat berkeliling, rombongan Idadiyah mendapati ribuan santri yang sedang fokus menghafal al-Qur’an. Menciptakan atmosfer budaya menghafal yang begitu kental. Rombongan Idadiyah juga diajak ziarah ke makam KH. Uzairon, Pengasuh Pondok Temboro sebelum pengasuh sekarang.
Tampaknya, misi dakwah yang menjadi ruh perjuangan Pondok Temboro telah merubah tatanan masyarakat sekitar. Semisal budaya berhijab, pengajian-pengajian kitab salaf, pakaian islami dan budaya sunah. Bahkan di pasar dan toko yang notabene merupakan pusat transaksi dan perkumpulan masyarakat tak luput dari agenda pengajian kitab salaf yang mengungkap tentang etika dan tatakrama bertransaksi. Bukan hanya itu, keberhasilan dakwah pondok Temboro juga kentara sikap masyarakat Temboro yang memfilter dirinya dari virus televisi. Hampir semua rumah tidak memiliki televisi.
===
Penulis : Moch Muhairil Yusuf
Editor : Muh. Kurdi Arifin