Saat Nusantara masih terdiri dari beberapa kerjaan, Islam sudah sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat Nusantara. Meskipun masyarakat lebih dahulu dipengaruhi oleh beberapa agama seperti Hindu, Budha dan kepercayaan lain, tetapi Islam mampu memberikan pengaruh yang sangat luas bagi masyarakat Nusantara.
Agama Islam bukan sekedar ideologi yang menganjurkan beribadah pada Tuhannya saja (dalam arti ibadah mahdho), tetapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari (muamalah). Seluruh aspek kehidupan manusia diatur dalam Islam (kamil), menyeluruh (shamil) dan sesuai disegala keadaan dan jaman (salih li kulli zaman wa makan). Itulah sebabnya Islam sangat relevan bagi manusia di segala jaman. Karena pada prinsipnya Islam adalah agama misionaris, dimana setiap pengikut harus menyebarkan ajaran itu kepada orang lain.
Pergerakan Islam tidak berhenti begitu saja saat menghadapi kendala dan tantangan. Terbukti sejak berdirinya negeri ini, cendekiawan muslim selalu berada di posisi terdepan untuk melahirkan kebijakan-kebijakan yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Gerakan Islam mengalami pasang surut karena menghadapi tantangan dalam maupun dari luar.
Perumusan Pancasila diantaranya. Merupakan hasil mufakat dari kebanyakan cendekiawan Islam. Terbukti pada sila pertama tertera “Ketuhana yang Maha Esa”. Begitu juga pada pembukaan UUD 45.
Jaman Orde Baru bisa dikatakan merupakan puncak pencapaian kaum muslim di Indonesia. Meskipun sebelumnya sudah mampu memberikan warna, tetapi Orde Baru telah memberikan kesempatan luas bagi intelektual muslim berpartisipasi dalam pemerintahan termasuk dengan terbentuknya MUI yang dimotori oleh pemerintah Orde Baru. Bukan hanya itu, larangan bagi penduduk non pribumi menjadi pejabat negara.
Runtuhnya Orde Baru posisi kaum muslim semakin lama semakin kuat terbukti dengan terpilihnya Abdurrahman Wahid sebagai Presiden. Meskipun tidak berumur lama dalam memegang kekuasaan, Abdurrahman wahid sebagai kepala Negara telah mengindikasikan peran penting intelektual Muslim dalam dinamika politik Indonesia.
Setelah itu, dilanjutkan dengan megawati. Baru berumur empat bulan, masyarakat telah digegerkan dengan penjualan Indosat kepada Singapura. Seiring dengan perkembangan jaman, dinamika perpolitikan Islam nampaknya akan semakin berat. Isu terorisme yang digaungkan oleh Barat, nampaknya akan menjadi tantangan tersendiri. Apalagi didukung dengan adanya kejadian-kejadi teroris seperti Bom Bali, JV Mariot dan lain sebagainya. Kejadian ini telah membuat masyarakat Muslim terpojok dan tersingkirkan dalam berbagai hal.
Umat muslim sendiri juga sudah mulai terlihat tak peduli dengan peran Islam dalam pengaturan negara. semua itu disebabkan beberapa perkara; Pertama, karena umat Islam tidak memiliki pemimpin nasional yang ditakuti dan ditaati oleh semua lapisan umat, hanya pemimpin parpol, pemimpin ormas, pemimpin lembaga, pesantren, majlis ta’lim, madrasah, majlis zikir dan sebagainya. Kedua, umat Islam Indonesia tidak bersatu. Antar ormas dan parpol saling bergesekan dan terjadi persaingan yang tidak sehat. Ketiga, tidak beruswah pada sejarah Rasulullah ketika beliau masih hidup dan beranggapan politik harus dihindari. Perlu diketahui, dakwah mengajak mengikuti jalan Allah, dan politik bagian dari dakwah.
Kedepan umat Islam wajib mendidik generasi muda dengan pendidikan politik Islam dan menyadarkan secara merata untuk memahami, bahwa gerakan politik untuk memenangkan Islam dan mensejahterakan umat Islam adalah kewajiban individu. Dan berpolitik dengan niat meninggikan kalimat Allah. Pendidikan politik juga harus disampaikan disemua masjid dalam bentuk khotbah dan majlis ta’lim. Marilah kita kobarkan jihad politik dengan tinta persatuan, ukhuwah imanyah dan nashrun minallah wa fathun qarib. Seperti Rasulullah dengan para Sahabatnya telah menorehkan sejarah kejayaannya sendiri. Wallahua’lamu bishawab.