Berita

Tiga Organisasi Bersatu di Sidogiri

Hilal dengan begitu jelas tampak di hadapan peserta.
Keterangan: Silaturahim Nasional Tokoh-tokoh Ahlusunah wal Jamaah, bertempat di Gedung Ikatan Alimni Santri Sidogiri (IASS) Kraton Pasuruan.

Milad bertemakan Rahmatan lil’alamin dalam Bingkai Amar Makruf Nahi Mungkar kali ini sangat sesuai dengan kondisi masyarakat. Terutama yang awam dalam menyikapi ormas-ormas Islam Ahlusunah wal Jamaah. Menurut mereka cara ormas-ormas Islam bersikap mengenai amar makruf nahi mungkar, tidak mencerminkan ajaran Islam Rahmatan lil’alamin.

Senin (15/09), Milad Sidogiri 282 akan mengadakan acara Silaturahim Nasional Tokoh-tokoh Ahlusunah wal Jamaah. Melalui panitia sie. Daurah & BMW, pengurus milad memohon perwakilan 3 ormas besar Islam; Nahdlatul Ulama, Front Pembela Islam dan Muhammadiyah. Ketiga undangan dari masing-masing ormas tersebut merupakan narasumber penting.

Ustaz Luthfi Abdullah Tsani (23), ketua panitia, memaparkan kesalahpahaman yang seringkali terjadi di masyarakat akan diluruskan dalam seminar sehari tersebut. Orang-orang diharapkan bisa paham bahwa ketiga ormas besar Islam Ahlusunah wal Jamaah itu tidak sama sekali bermasalah, karena bagaimanapun, ketiganya masih afiliasi ajaran Islam Rasulullah yang murni.

“Pihak panitia lah yang menjadi inisator acara itu, dan alhamdulillah Katib Majelis Keluarga PPS, mas dwy Sadoellah pun setuju dengan rencana kami,” jelas pria asal Jember itu ketika ditanya perihal latar belakang mengadakan acara seminar nasional, Kamis (10/08). Ia juga mengaku, menyatukan ketiga ormas besar Islam dalam satu majelis sangatlah tepat dengan moto milad berupa Teguh, Teguh, Bersaudara.

Selain itu, juga dapat memadukan anggapan-anggapan tidak benar masyarakat bahwa ormas-ormas besar Islam itu dalam hubungan tidak akur. Hal tersebut bisa terjadi sebab pembentukan opini masyarakat, padahal di balik itu, secara struktural, mereka bertiga baik-baik saja. “Sidogiri akan mendamaikan ketiganya, itu keinginan kita,” lanjut salah seorang staf pengajar tsanawiyah itu. Cara memadukannya adalah dengan hadirnya Majelis Keluarga Pondok Pesantren Sidogiri. Sejauh ini, tamu undangan yang dikonfirmasi akan hadir adalah KH. Yahya Cholil Staquf, Sekjen PBNU, Habib Muhammad Hanif bin Abdurrahman al-Attas, Ketua Umum Front Santri Indonesia, dan Dr. M. Saad Ibrahim, MA., Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.

Demi menghindari framing media, pihak panitia tidak sembarangan memberikan izin masuk media-media asing yang meliput acara tersebut, baik secara eksklusif maupun inklusif. Pengurus tidak ingin PPS kembali menjadi korban media seperti yang terjadi pada 2016 lalu. Pada waktu itu, PPS diklaim mengadili KH. Said Aqil Siroj, Ketua Umum PBNU pasca acara seminar Solusi Dinamika Islam Kekinian di Indonesia dan Dunia. “Jadi hanya media Sidogiri yang diperbolehkan masuk ke lokasi. Media luar yang mau meliput harus copas (copy-paste, red) dari media di Sidogiri,” tutur Ust. Luthfi memberikan solusi.

Acara yang digelar di gedung IASS tersebut mengundang 30 anggota Banser NU, 30 anggota Laskar FPI dan 30 anggota Kokam Muhammadiyah, perwakilan seluruh PW-IASS 4 orang, 50 anggota HMASS (Himpunan Mahasiswa Alumni Santri Sidogiri), Bansus 1455 dan 4 perwakilan dari masing masing-masing PW IASS, agar alumni PPS membawa apa yang telah mereka peroleh dari penyampaian narasumber ke wilayah masing-masing, demi menyampaikan kebenaran ke segala penjuru negeri.

====

Penulis: Abrari Ahmadi
Editor: Ifan Afandi

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *