
Lembaga Penelitian dan Studi Islam (LPSI) Kuliah Syariah Pondok Pesantren Sidogiri kembali mengadakan diskusi panel yang bertema, “Pengaruh Syiah dalam Literatur Sejarah Islam”. Diskusi panel kali ini dimotori oleh Forum Kajian Sejarah dan bertempat di Kantor Sekretariat Lt. III Pondok Pesantren Sidogiri, pada Selasa (31/03).
Ust. Ahmad Dairobi, pakar sejarah Islam asal Jember, diundang sebagai narasumber tunggal. Dalam pemaparannya, Ust. Dairobi, banyak menyinggung masalah yang berkaitan dengan entetitas Shahabat Nabi saw.
“Kalaupun misalnya ada sejarah yang menyebutkan bahwa seorang shahabat melakukan perbuatan maksiat, maka hal itu tidak menyebabkan kemulian mereka terhapus,” terang pria yang pernah menjabat kepala Perpustakaan Sidogiri ini.
Beliau melanjutkan, “Shahabat Nabi saw memang mungkin saja melakukan kesalahan dan perbuatan dosa, karena mereka bukanlah orang yang bersifat maksum sebagaimana para nabi,” imbuhnya.
Ust. Dairobi juga menyinggung perihal konflik yang terjadi antara Sayidina Ali kw dan Sayidina Muawiyah bin Abi Sufyan ra. Menurutnya, tidak sedikit orang yang menjadikan kasus tersebut sebagai justifikasi untuk menghina dan mencacai maki Sayidina Muawiyah bin Abi Sufyan, khususnya orang-orang Syiah.
“Sayidina Muawiyah bin Abi Sufyan adalah salah satu figur shahabat yang sering dikesankan sebagai tokoh protagonis oleh beberapa kalangan, khususnya kaum Syiah. Begitu juga setiap shahabat yang pernah berselisih dengan Sayidina Ali bin Abi Thalib dikesankan sebagai tokoh yang jahat yang harus dikecam habis-habisan,” jelasnya.
“Dalam penuturan beberapa sejarah, Sayidina Muawiyah tidak pernah mempunyai rasa benci terhadap Sayidina Ali bin Abi Thalib. Justru Muawiyah menunjukkan rasa kekaguman yang luar bisa terhadap Sayidina Ali bin Abi Thalib,” pungkasnya. (SEF)