Deskripsi masalah
Pada suatu ketika ada kejadian dalam salat berjemaah. Imamnya batal di tengah membaca surat al-Fatihah ketika sampai pada bacaan “mâliki yaumid-dîn”, kemudian ada salah satu makmum di belakang menggantinya.
Pertanyaan
- Bagaimana hukum makmum mengganti imam seperti kejadian di atas?
- Bagaiamana hukumnya jika pergantian tersebut terjadi di selain waktu berdiri?
Jawaban
- Boleh dan harus meneruskan fatihah imamnya jika dia memang sudah membaca Fatihah. Apabila si pengganti tersebut belum membaca Fatihah, maka ia harus membaca Fatihah lagi dari awal. Jika ia tidak mengulangi lagi bacaan Fatihah tadi, maka harus menambah satu rakaat.
- Boleh mengganti imam pada waktu duduk, sekalipun tempatnya lurus/sejajar dengan makmum yang lain (tidak maju), sebab maju tidak menjadi persyaratan.
d. Rujukan
وَلَوْ اسْتَخْلَفَ الإِمَامُ فِى أَثْنَاءِ الفَاتِحَةِ لَزِمَ الخَلِيْفَةَ إِتْمَامُهَا ثُمَّ الإِتْيَانُ بِفَاتِحَتِهِ إِنْ لَمْ يَقْرَأْهَا قَبْلُ كَمَا رَجَّحَهُ إِبْنُ حَجَرٍ وَأَبُوْمَخْزَمَةَ فَإِنْ لَمْ يَقْرَأْ لَزِمَهُ الإِتْيَانُ بِرَكْعَةٍ بَعْدَ انْتِهَاءِ صَلاَةِ المُسْتَخْلِفِ اهـ (بغية المسترشدين, 86).
وَلاَيُشْتَرَطُ أَنْ يَكُوْنَ الخَلِيْفَةُ مُحَاذِيًا لِلْإِمَامِ وَلاَ أَنْ يَتَقَدَّمَ عَلَى المَأْمُوْمِيْنَ بَلْ يُنْدَبُ ذَلِكَ اهـ (مغني المحتاج, 1/298).
Disadur dari: Buku santri Salaf Menjawab