Demi terealisasinya peraturan terkait ukuran rambut santri, Ketua Iass dan Ketua Umum Pondok Pesantren Sidogiri bekerja sama dengan Waka IV PP IASS, Kadiv Ekbis dalam mengelola pangkas rambut santri dengan baik. Oleh karena itu, pada tahun ajaran 1443-1444 H setelah mendapat persetujuan dari Wakil Ketua Umum Pondok Pesantren Sidogiri, Mas d. Nawawy Sadoellah akhirnya diresmikanlah pangkas rambut santri dengan nama Barbershop 1455.
“Adanya Barbershop 1455 ini bukanlah murni untuk totalitas bisnis, melainkan untuk meminimalisir santri yang potong rambut tidak pada tempat semestinya, di samping membawa alat cukur elektronik milik sendiri yang merupakan pelanggaran terhadap aturan pondok pesantren,” Jelas Ust. A. Nashihin Khozin, Waka IV PP IASS.
Setelah melalui kajian yang panjang, mengukur dampak positif dan negatifnya, pengurus menetapkan bahwa petugas cukur diambil dari alumni. Hal itu agar mereka memiliki kesempatan untuk berkhidmah dan kegiatan santri aktif tidak terbengkalai.
Dengan adanya fasilitas yang lebih elegan dan lengkap serta harga yang bersahabat, yaitu Rp5.000, Barbershop 1455 tidak hanya dibuka khusus untuk kalangan santri, melainkan juga untuk umum, seperti wali santri yang berkunjung.
Pihak pengurus juga menyediakan pelayanan makanan ringan, snack, sereal, dan semacamnya agar pengunjung yang antri tidak jenuh dan merasa nyaman.
Jam buka Barbershop 1455 dimulai pada pukul 06.00 pagi sampai pukul 11.00 WIs malam. Jam shif karyawan hanya dibagi menjadi dua shif saja.
Penulis: Muhammad Faqih
Editor: Nurhudarrohman
MANTAP