
Kekeliruan memahami tentang siapa ahli bait bukan sesuatu yang baru. Salah satunya adalah kelompok yang menyatakan bahwa ahli bait hanya Sayyidina Ali, Sayyina Hasan, Sayyidina Husain dan Sayyidatina Fatimah.
Kita sebagai umat Islam yang berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah tidak harus memutar otak untuk mencari dalil bantahan terhadap argumen mereka. Sebab, hampir di setiap muqaddimah kitab ulama salaf terdapat keterangan yang begitu jelas, contohnya dalam kitab Fathul Mu’in:
وعلى آله) اي أقاربه المؤمنين من بني هاشم والمطلب)
“Ahlunnabi adalah kerabat nabi dari keturunan Bani Hasyim dan Bani Muthalib yang beriman.”
Dari satu sisi, ahli bait dibagi menjadi dua. Pertama, ahli bait sukna, yaitu para istri nabi. Kedua adalah ahli bait nasab, yakni para keturunan Rasulullah dari Sayyidina Hasan dan Husain.
Dengan begitu, mengkhususkan ahli bait pada keempat sosok tadi dengan menafikan para keturunannya adalah pemikiran yang cacat. Mereka yang memiliki anggapan demikian sama halnya berujar bahwa pohon itu hanya akarnya saja, sementara batang, ranting dan daunnya tidak termasuk bagian dari pohon. Ini jelas keliru dan tidak perlu ragu mengatakan bahwa pernyataan mereka salah.
Baca Juga: Santri Harus Sehat Lahir Batin
Kemudian, ada juga yang berdalih bahwa pernyataan ahli bait hanya terdiri dari empat orang berasal dari perbedaan antara آل dan اهل , padahal kedua lafaz tersebut satu makna. Buktinya, ketika ditasghir, hasilnya sama yaitu اهيل .
Bahkan, ulama sekelas Imam Syafii tidak membedakan kedua lafaz tersebut. Hal ini dapat kita lihat dari syairnya yang berbunyi:
يا اهل بيت رسول الله حبكم # فرض من الله في القرأن أنزله
يكفيكم من عظيم الفخر أنكم # من لم يصل عليكم لا صلاة له
“Duhai keluarga Rasulullah! Mencintai kalian, Allah haruskan dalam al-Qur’an-Nya. Cukuplah menjadi bukti keagungan kalian. Bahwa siapapun yang tidak bershalawat pada kalian, maka shalatnya tidaklah diterima.”
Dalam syair ini beliau mengungkapkan kewajiban shalawat pada ahli bait di tahyat akhir (qaul qadim) menggunakan lafaz اهل. Sementara hadits yang dijadikan dasar penggalian hukum wajibnya menggunakan lafaz آل.
Jika masih ada yang bersikukuh bahwa ahli bait hanya tertentu pada empat sosok. Maka, dia adalah orang yang mengingkari para keturunan Rasulullah