BeritaUnggulan

Merayakan Kemerdekaan Republik Indonesia ala Sidogiri

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pondok Pesantren Sidogiri punya cara sendiri dalam merayakan HUT RI. Rangkaian acara demi acara spesial agustusan memadati kegiatan santri. Dimulai pada malam Kamis (16/08), ada acara pentas santri di depan gedung as-Suyuthi, menampilkan kemampuan anggota Jamiyah Muballighin dalam berorasi, di atas panggung.

Pada pagi hari, Kamis (17/08) dilangsungkan upacara pengibaran bendera merah putih. Mas Muhammad Jibril Nawa bertindak sebagai pembina upacara, dan Ust. Ali Ahmad sebagai pemimpin upacara. Seusai pengibaran bendera, Mas Sirojuddin Abdulloh Syaukat diberi mandat untuk membacakan teks Pancasila, sedangkan Ust. Abd. Roqib Saki, Kepala Batartama, membacakan UUD 1945, setelahnya, Mas. M. Muqimussunnah membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Dalam sambutannya, Mas Jibril Nawa berharap, “Semoga Allah senantiasa menjaga negeri kita tercinta dan memudahkan langkah kita dalam upaya untuk terus melaju untuk Indonesia maju.”

Seusai upacara, rangkaian pun lomba dihelat. Ada sembilan jenis lomba hiburan yang dilangsungkan dalam perayaan HUT RI ke-78 ini, di antaranya makan kerupuk, ulur sarung, tarik sarung, balap helm, tebak kata, bola ketawa, dan tahan tawa. Ketujuh lomba ini sudah diselesaikan pada Kamis siang, 17 Agustus 2023.

Dua jenis lomba sisanya, akan digelar pada Jumat (18/08), merupakan final Sidogiri Cup pada pagi pukul 6.00 WIB di lapangan PPS. Setelah shalat Jumat akan dilangsungkan karnaval antar santri. Lomba ini akan dimulai dari depan Daerah M dan finish di lapangan PPS.

Pada malam Jumat, juga digelar istighatsah mengenang dan mendoakan para pahlawan bangsa yang telah gugur membela tanah air dari penjajah. Acara yang berlangsung di lapangan PPS ini, dihadiri segenap pengurus, guru, dan santri. Ust. Yasin Abd. Karim bertindak sebagai pemimpin bacaan surah Yasin dan tahlil.

“Kegiatan ini rutin dilaksanakan tiap HUT RI, dengan tujuan mendoakan para pahlawan kemerdekaan,” jelas Bahrul Widad, Penanggung Jawab acara istighatsah.

Bagi santri Sidogiri, mengenang perjuangan para pejuang untuk kemerdekaan Republik Indonesia sangatlah berarti. Selain sebagai barak pasukan di era perjuangan, Pondok Pesantren Sidogiri juga menampilkan diri untuk melawan penjajah. K.A. Sadoellah Nawawie, menjadi tokoh penting yang juga memobilisasi kalangan santri yang menjadi pasukannya untuk ikut dalam melawan sekutu pada 23 November 1945. Salah satu putra K.H. Nawawie Noerhasan ini, memang begabung dalam Front Hizbullah dan menjadi komandan Kompi I untuk Divisi Timur. Namun demikian, serangan besar-besaran yang dilakukan Belanda pada 21 Juli 1947 hingga 1948, termasuk ke Sidogiri menjadikan pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri saat itu, K.H. Abd. Djalil bin Fadhil gugur sebagai syahid ditembak setelah shalat Subuh.

Penulis: Muhammad Ilyas
Editor: Muhammad Faqih

Shares:
Show Comments (1)

1 Comment

  • Muhammad Rofiq madura
    Muhammad Rofiq madura
    18 Agustus 2023 at 10:08 am

    Ditunggu info selanjutnya…

    Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *