Berita

PHBI Isra Mikraj, Habib Kholid: Keistimewaan dan Perantara Menghibur Nabi

“Siti Khadijah selalu mendukung dakwah nabi dengan dana, sedangkan Abu Thalib melindungi nabi dari gangguan kaum Quraisy,” ceramah Habib Kholid Al-Madihij dalam acara PHBI Isra Mikraj 1446 H di Pondok Pesantren Sidogiri (26/1). Habib Kholid hadir mengisi Mauidzah Hasanah mengisahkan perjuangan Rasulullah di Makkah, menjelaskan dua pilar penting yang membantu kelancaran dakwah Nabi Muhammad di awal masa kenabiannya.

Mengutip perkataan Syekh Said Ramadhan Al-Buthi dalam salah satu kitabnya, Habib Kholid menyebutkan kesedihan yang dialami Nabi Muhammad setelah wafatnya Siti Khadijah dan Abu Thalib. “Setelah wafatnya Abu Thalib, orang-orang kafir Quraisy semakin menggencarkan gangguan terhadap nabi, termasuk dengan menabur debu di stas kepala nabi saat beliau pulang dari beribadah,” katanya.

Habib Kholid melanjutkan, penolakan keras terhadap dakwah nabi terus berlanjut, seperti yang terjadi ketika Nabi Muhammad mengajak ketua suku Bani Thaif untuk memeluk Islam. “Bukan hanya menolak, ketua suku di Thaif bahkan menyebarkan informasi mengenai kedatangan nabi kepada masyarakat setempat. Lantas mereka mengerumuni nabi dan melemparkan batu kepada beliau serta shahabatnya, Zaid bin Haritsah,” tuturnya.

Habib Kholid Al-Madihij, sebagai penceramah di acara PHBI Isra Mikraj 1446 H.

Untuk mengatasi kesulitan dan penderitaan yang dialami nabi, Allah akhirnya memerintahkan Malaikat Jibril untuk menghijrahkan nabi dari Makkah menuju Masjidil Aqsha, kemudian mengangkatnya ke Sidratul Muntaha. Habib Kholid menjelaskan bahwa tempat-tempat yang dilalui oleh nabi dalam peristiwa Isra Mikraj memiliki keutamaan tersendiri.

“Pertama, Allah memulai Isra Mikraj dari Makkah karena kota ini adalah tempat pertama kali Allah menciptakan bumi. Kedua, Masjidil Aqsha merupakan kiblat umat Islam selama 18 bulan. Ketiga, tempat ini adalah lokasi berkumpulnya umat manusia pada Hari Kiamat. Keempat, semua ruh nabi berkumpul di sini, dan kelima, Masjidil Aqsha adalah bumi yang paling dekat dengan pintu langit,” jelasnya.

Lebih lanjut, Habib Kholid juga menjelaskan alasan mengapa Isra Mikraj dilakukan pada malam hari. “Waktu malam memiliki keistimewaan, karena banyak ayat Al-Qur’an yang mendahulukan kata malam daripada siang. Pada waktu tersebut, Allah juga memberikan mukjizat kepada nabi, seperti membelah bulan dan melipat bumi secara hakiki atau majazi, yang menandakan ketenangan dan kesunyian,” terangnya menutup ceramah.

Acara Isra’ Mi’raj ini, juga dihadiri oleh Ketua I, H. M. Mas Aminulloh Bq, Ketua II, Ust. Saifullah Muhyiddin, Sekretaris Umum Ust. H. A. Saifulloh Naji, dan segenap pengurus PPS ini berlangsung di lapangan selatan Pondok Pesantren Sidogiri. Pada acara ini juga dilakukan perpisahan dengan guru tugas Al-Azhar, Syaikh Mohamed Abouelmagd Bahgat Abdelmonem, serta penyerahan bantuan secara simbolis oleh LAZ Sidogiri kepada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) untuk Palestina.

Penulis: Waisan A.K
Editor: Nur Hudarrohman

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *