BeritaUnggulan

LPSI Gelar Seminar Muamalah: Menjaga Spirit Salaf di Era Kontemporer

Lembaga Penelitian Studi Islam (LPSI) mengadakan seminar bertema “Menjaga Spirit Salaf dalam Muamalah Kontemporer; Analisis Akad, Sighat, dan Majelis Akad”. Seminar ditempatkan di Perpustakaan Sidogiri pada Jumat malam (26/09).

Acara ini dihadiri oleh seluruh peserta LPSI, khususnya dari Forum Kajian (FK) Muamalah. Dua narasumber dihadirkan dalam seminar ini: KH. Bahrul Widad, Pengasuh PP. al-Bustan II Longos, Sumenep, dan K.H. Mukhtar Syafa’at, anggota Komisi Fatwa MUI Jawa Timur.

Dalam penyampaiannya, K.H. Bahrul Widad mengutip pandangan Imam asy-Syahrastani dalam al-Milal wa an-Nihal bahwa nash syariat dalam muamalah bersifat terbatas, sementara persoalan muamalah terus berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini menurutnya perlu disikapi dengan keluasan wawasan dalam fikih.

Beliau juga menyoroti kaidah fikih Lā Dharāra wa Lā Dhirāra yang sering menjadi pijakan dalam penyelesaian kasus-kasus muamalah. Jika suatu permasalahan tidak ditemukan dalam mazhab Syafi’i maka dibolehkan merujuk pada mazhab lain yang diakui.

“Kalau permasalahan muamalah tidak ada di mazhab kita maka kita pindah ke empat mazhab yang ada. Jika masih tidak bisa, maka caranya dengan saling ridha,” ujar Dai yang kerap menjadi mushahih Bahtsul-Masail ini.

Sementara itu, K.H. Mukhtar Syafa’at memaparkan pentingnya peran ulama dalam menjaga keberlangsungan hukum muamalah. Beliau, mengutip Imam al-Ghazali yang menyebut bahwa muamalah umat Islam dijaga sebagaimana kitab suci mereka dijaga oleh Allah.

Menurutnya, setiap bab muamalah dalam literatur fikih klasik hampir selalu disertai dengan kaidah-kaidah yang tetap relevan untuk digunakan di setiap zaman.

“Ulama tidak mungkin lepas untuk menyebutkan kaidah di setiap bab muamalah yang bisa digunakan setiap zaman,” jelasnya.

Di akhir sesi, beliau mengingatkan pentingnya memahami fikih klasik secara mendalam sebelum masuk ke kajian fikih kontemporer. Hal ini dianjurkan agar santri memiliki pondasi keilmuan salaf yang kuat sebelum menyikapi permasalahan aktual yang terjadi pada masa kini.

Penulis: Ariel Laza Wardi
Editor: Fahmi Aqwa

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *