Sahabat Rasulullah SAW yang telah mengerjakan perbuatan tercela itu tidak mengurangi sifat keadilannya. Begitulah jawaban A. Qusyairi Ismail, selaku mushahhih diskusi akidah yang digelar oleh Pimpinan MMU Tsanawiyah Pondok Pesantren Sidogiri, Rabu (1/1) malam.
Qusyairi mengatakan, para sahabat itu tetap dikatakan adil sekalipun telah melakukan perbuatan yang menurut orang sekarang tercela. Sebab menurutnya, para sahabat mendapat jaminan langsung dari Rasulullah SAW atas kebenaran mereka. “Tidak sedikit Hadis yang menjelaskan tentang kebenaran para sahabat. Sebagaimana ditegaskan dalam Hadis, ‘Ashhâbî kan-Nujûm, fa-man iqtdaitum ihtadaitum,” jelasnya.
Bahkan, Qusyairi melanjutkan, para sahabat yang dulu pernah saling membunuh (perang), menurut ulama Ahlussunah mereka tetap dikatakan adil. Perbuatan tercela yang dikerjakan oleh para sahabat itu tidak sampai menyebabkan pada kefasikan. Jadi mereka tetap dikatakan adil.
“Perbuatan yang mereka lakukan, seperti peperangan antara sesama sahabat menurut Ahlussunah wal Jamaah itu merupakan ijtihad, yang terbunuh masuk surga, dan yang menang mendapat pahala,” tegas penulis buku Mungkinkah Sunah-Syiah dalam Ukhuwah? Jawaban Atas Buku Quraiysh-Shihab (Sunah-Syiah Bergandengan Tangan! Mungkinkah?) itu.
==
Penulis: M. Husni Mubarok
Editor: Zainuddin Rusdy