Berita

Pengurus PPS Gelar Silaturahim bersama Wali Santri

d
Majelis Keluarga beserta Pengurus Harian PPS saat menanggapi aspirasi wali santri di Jember, Ahad (6/3).

Untuk menyatukan visi dan misi, Pengurus Pondok Pesantren Sidogiri (PPS) setiap tahunnya mengadakan Silaturahim bersama Wali Santri. Acara ini diselenggarakan secara bergilir di berbagai wilayah. Dalam satu tahun, pertemuan ini dihelat di 4 Kabupaten.

Pada Ahad, 2 Maret 2014 lalu, Silaturahim Pengurus dan Wali Santri dilaksanakan di Bondowoso dan Situbondo. Tepatnya di di PP. Darul Falah, Ramban Kulon Cermee Bondowoso dan di PP. Sumberbunga, Seletreng Kapongan Situbondo.

Satu pekan setelah diselenggarakannya Silaturahim Pengurus dan Wali Santri di Bondowoso dan Situbondo, acara serupa kemudian dihelat di Tegalharjo Glenmore Banyuwangi dan di PP. Ahlul Irfan al-Kholily, Langkap, Bangsalsari, Jember.

Selain Pengurus Harian PPS, acara ini juga dihadiri oleh Majelis Keluarga PPS. Di antaranya adalah KH. Fuad Noerhasan (Anggota), KH. Abdullah Syaukat Siradj (Anggota) dan d. Nawawy Sadoellah (Katib).

Selain silaturahim, tujuan pertemuan ini untuk menyatukan visi dan misi PPS, yaitu mencetak santri yang ibâdillâh ash-shâlihîn. Melalui kegiatan rutinan ini para wali santri bisa menyampaikan aspirasi, usulan, dan kritikan kepada pengurus yang kemudian ditanggapi langsung pada kesempatan itu juga.

“Semua saran dan usulan akan ditampung dan dibahas pada Rapat Perumus di bulan Ramadan,” kata Sekretaris Umum PPS, HA. Saifulloh Naji saat memberikan sambutan dalam acara Silaturahim Pengurus dan Wali Santri di Seletreng Kapongan Situbondo.

Dari empat wilayah tersebut, diantara usulan yang banyak menjadi materi pembahasan adalah mengenai pelebaran Balai Tamu, tempat wali santri menjenguk putranya di PPS. Karena menurut mereka, Balai Tamu sekarang kondisinya sudah tidak representatif.

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Umum PPS, d. Nawawy Sadoellah mengatakan bahwa, pada belakangan ini jumlah santri baru terus meningkat. Dengan begitu, otomatis jumlah wali santrinya juga semakin banyak pula.

“Saat ini kondisinya memang seperti itu. Jika ingin Balai Tamu tidak penuh, maka jarang-jaranglah kalian mengunjungi putra-putranya,” Katib Majelis Keluarga PPS, d. Nawawy Sadoellah menimpali usulan wali santri.

“Atau, jika kalian menginginkan Balai Tamu diperluas, berarti kalian sanggup untuk dipungut iuran lagi,” lanjut beliau yang kemudian disambut dengan ketawa para santri.

Selain itu, sebagian para wali santri yang mengusulkan agar pulangan libur Maulid dihapus. Namun, menurut pengurus kebijakan santri boleh pulang libur Maulid selama satu pekan ini sudah dianggap ideal.

Kemudian, masalah pelayanan di instansi PPS yang kurang bagus. Mananggapi hal ini, Mas Nawawy—begitu beliau akrab disapa—mengatakan, tidak semua petugas seperti itu. Karena menurutnya, setiap tahun pengurus mengadakan pendidikan dan pelatihan service exellent bagi semua petugas baru pelayanan yang ada di instansi PPS.

“Jika memang ada, mungkin hanya satu. Di samping itu pula, mungkin karena masih baru, karena setiap tahun ada petugas yang baru direkrut sebagai petugas pelayanan. Santri PPS tidak dituntut untuk mendalami betul dalam pendidikan tersebut,” jelasnya.

==
Penulis : M. Husni Mubarok
Editor    : Zainuddin Rusdy

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *