Berita

Prof. Dr. Mohammad Baharun; Konstitusi Negara Tidak Jauh dengan Ajaran Islam

Serius: Habib Mohammad Baharun dalam Ceramahnya

Berkenaan dengan Hari santri nasional yang berketapatan dengan malam Senin (22/10). Pondok Pesantren Sidogiri menggelar peringatan hari santri tersebut dengan mengusung tema, Meneguhkaan NKRI. Acara ini merupakan acara pertama yang di tempatkan di lapangan baru PPS. Pada kesempatang ini pula, Prof. Dr. Mohammad Baharun SH. MA hadir sebagai Narasumber.

“Hari santri nasional merupakan kebanggaan yang sangat besar bagi santri, karena sampai saat ini tidak ada hari santri kiai nasional, hari ustadz nasional, apalagi hari habaib nasional” ujar Guru Besar Sosiologi dan Agama ini.

Menurut beliau, kebanggaan tersebut harus menjadikan ghirah santri untuk mempertahankan NKRI semakin besar, karena santri lah yang berperan besar terhadap adanya NKRI.

Selain itu, menurut beliau konstitusi Negara Indonesia tidak jauh dengan nilai-nilai ajaran Islam. Sebagaimana pancasila, yang mengajarkan, Hablun minallah dan Hablun minannash, ajaran tersebut sesuai dengan apa yang tertara dalam al-Quran. Beliau kemudian mencontohkan sila Pertama, yakni Ketuhanan yang Maha Esa, yang mana sila tersebut sesuai dengan Hablun Minallah. Dan sila selanjutnya sesuai dengan Hablun Minannas.

“Kemudian lihat undang-undang dasar 1945, bagaimana pembukaannya ‘berkat rahmat Allah yang maha kuasa’ tidak ada satu negara pun termasuk Timur Tengah yang konstitusinya dibuka dengan kalimat keramat tersebut,” tegas beliau.

Menurut beliau, Ketika Kiai Hasyim Asy’ari mengeluarkan Resolusi Jihad, ribuan syuhada gugur. Oleh karena itu, kata beliau, jangan biarkan orang-orang yang nyinyir mulutnya itu merendahkan dan melecehkan Umat Islam.

Dalam acara yang sama, Majlis Keluarga Pondok Pesantren Sidogiri memberikan Taujihat kepada ribuan santri yang berkumpul di Lahan baru PPS tersebut. Taujihat dibacakan oleh Bendahara Umum PPS, yakni Mas. Ahmad Sa’dulloh bin Abdul Alim. Dalam Taujihat ini Majlis Keluarga mengaku tidak menyangka terhadap oknum santri yang justru membenci terhadap habaib dan ulama, karena menurut beliau hal tersebut sangat tidak sesuai dengan etika santri.

====
Penulis: Ach. Mustaghfiri Soffan
Editor  : N. Shalihin Damiri

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *