Malam Ahad (09/10), Badan Pers Pesantren (BPP) menggelar pelatihan jurnalistik khusus bagi seluruh redaksi media Pondok Pesantren Sidogiri. Sebanyak 100 peserta hadir dalam acara tersebut yang mengusung tema, Menggali Ide dan Wawasan, yang bertempat di ruang auditorium lantai II Kantor Sekretariat Pondok Pesantren Sidogiri. Acara tersebut menghadirkan Ust. Ahmad Dairobi Naji, Salah satu redaksi senior Sidogiri Media dengan dimoderatori oleh Ahmad Rizqon.
“Menulis itu harus memikirkan isi dan gagasannya. Jangan kemudian gaya bahasanya bagus, tapi isinya kosong. Urusan bahasa yang tidak terlalu bagus itu dimaafkan oleh orang. Bagaimanapun gaya tulisannya namun isinya kosong, pembaca akan merasa kecewa, karena hanya membuang-buang waktu,” ujar pria asal Jember tersebut.
Pria yang pernah menjabat sebagai kepala Perpustakaan ini mengungkap beberapa trik agar tulisan memiliki bobot, di antaranya adalah adanya daya sentuh, baik akal maupun perasaan. Kata-kata yang mengandung hikmah, kata beliau, adalah hal yang menyentuh pikiran, sedangkan mauidzah menyentuh perasaan. Jika yang akan disentuh adalah perasaan, maka yang paling berpengaruh agar daya sentuh tersebut kuat adalah cerita.
Beliau juga menuturkan, bahwa seorang penulis harus mempunyai idealisme. “Menulis jangan sampai kehilangan idealisme. Jika idealisme penulis adalah keagamaan, maka tidak boleh keluar dari prinsip trilogi Aswaja.” tegas beliau yang saat ini juga menjabat sebagai dewan pakar Annajah Center Sidogiri.
Tak cukup itu, menurut beliau, wawasan sangat diperlukan ketika akan menulis. Dengan adanya wawasan, maka sebuah gagasan dengan sendirinya akan cepat muncul. Karenanya, beliau menilai, bahwa seorang penulis harus juga menjadi seorang pembaca.
“Semakin banyak yang Anda ketahui, maka semakin banyak yang tidak Anda ketahui. Kiat mendapat gagasan, itu dari wawasan. Semakin minim wawasannya, maka sulit untuk memunculkan suatu gagasan,” ujarnya.
====
Penulis: Ach Mustaghfiri Soffan
Editor : Isom Rusydi