Deskripsi Masalah
Perbedaan keinginan membuat seseorang berbeda persepsi, yang akan berujung kepada perbedaan keyakinan. Tak terkecuali orang yang membaca takbir pada malam hari raya atau siangnya. Kadang dari mereka menambah takbir dengan permulaan surat al-Ikhlâsh. Ada pula yang menambah dengan beberapa ragam bacaan lain.
Pertanyaan
Bagaimana hukum membaca ayat tersebut?
Jawaban
Sighat takbir yang dibenarkan serta yang warid dari Nabi adalah sebagai berikut:
اَللهُ اَكْبَرُ (ثَلَاثًا) لَااِلَهَ اِلَّاللهُ هُوَ اللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَا نَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا، لَا اِلَهَ اِلَااللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَاَعَزَّجُنْدَهُ وَحَزَمَ الْاَحْزَا بَ وَحْدَهُ، لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.
Dan apabila ada penambahan seperti yang ditanyakan, maka boleh.
Refrensi: (نهاية المحتاج، 2/400) , (الشرقاوي، 1/287)