Berita

Ust. Saifullah Muhyiddin; Indonesia Tidak Akan Hancur Karena Adanya Perbedaan

 

Keterangan: Perayaan Hari Santri di Siidogiri di back-up dengan pembacaan istigosah yang ditujukan untuk para pahlawan bangsa.

Seluruh santri dan asatiz Pondok Pesantren Sidogiri berkumpul dilapangan baru untuk merayakan Hari Santri Nasional 2018 (HNS), ahad (12/02). Acara tersebut di back-up dengan pembacaan istigosah yang ditujukan untuk para pahlawan bangsa.

Dalam acara ini Pengurus Pondok Pesantren Sidogiri memberikan pesan kepada seluruh Santri agar terus berpegang pada tali Sidogiri. Berikut pesan dari Pengurus Pondok Pesantren Sidogiri yang disampaikan oleh Ust. Saifullah Naji, Ketua II Pondok Pesantren Sidogiri;

Kita patut mengapresiasi terhadap apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah berkatan dengan Hari Santri dan terus berjuang agar pendidikan pesantren mendapatkan kedudukan yang sama dimata pemerintah. Mungkin benar Pondok Pesantren Sidogiri termasuk yang sudah di muadzalah (setera dengansekolah diluar ( formal)) namun yan belum di muadzalah jumlahnya jauh lebih banyak. Maka memperjuangkannya adalah tugas kita bersama.

Di Hari Santri ini kami akan menyampaikan 2 hal;

Pertama, Sebagaimana tema besar hari ini “Bersama Santri Damailah Negeri” kita akan menegskan bahwa santri adalah duta-duta perdamaian demi terciptanya “Baldatun toyyibatun warobbun gofurun”. Bahkan bukan lagi di sekala nasional tapi juga untuk perdamaian dunia, hal ini selaras dengan pembukaan UUD 1745.

Perlu kita ingat mengapa santri disebut duta perdamaiaan yang bisa menebar kebaikan kepada seluruh bangsa. karena santri mampu menggabungkan jiwa relegius dan nasionalis. Santri tidak ikut ekstrim kanan sehingga menolak NKRI dan ekstrim kiri sehingga menolak nilai-nilai keagaamaan. Santri dididik oleh kiai untuk menjadi sosok yang tawasut, tasamuh.

Hal itu telah diajarkan oleh ulama dan santri pendahulu kita. Bung tomo sebagai pelopor perjuangan Surabaya dengan lantangnya meniriakkan takbir ‘Allahu Akbar untuk menghancurkan pihak sekutu yang ingin merampas tanah kita. Begitu juga C (Putra Mbah Hasyim As’ari) tim sembilan yang melahairkan ‘piagam jakarta dan menjadi dasar pancasila.

Maka santri tidak merasa risih dengan  terikan nasionalisme karena jiwa nasionalisme sudah ada dalam diri santri. Dan apabila jiwa nasionalisme masuk dalam jiwa santri maka santri akan menjadi sosok yang menghargai nilai-nilai perbedaan dinegeri ini. Ingat bangsa Indonesia tidak akan hancur dengan adanya perbedaan, tapi bangsa Indonesia bisa hancur karena tidak menghargai perbedaan. Maka para santri harus membawa nilai-nilai kebenaran ini kepaada masyarakat. Sampaikan hal ini dengan baik dalam bingkai pengertian, begitulah kalian sebagai duta-duta perdamaian.

Kedua,  Bahwa santri harus menjadi aset bagi C bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka para ulama selalu setia menjaga bumi pertiwi. Entah sudah berapa jiwa yang dikorbankan oleh santri untuk menebus kemerdekan ini. Bahkan sebagaiman yang kita ketahui bahwa Sidogiri merupakan bagian dari itu semua. Makam para Kiai yang ada disini menjadi bukti bahwa perjuangan para santri tidak akan pernah padam, maka kita harus berfikir untuk selalu memberi untuk negeri tercinta ini. Itulah sebabnya para massyayikh tidak pernah mendidik kita untuk mengejar suatu profesi tertentu. Jadilah apa saja yang penting bermanfaat dan selalu bermal saleh.

Dalam kaitan dengan hal ini KH. Sa’dullah pernah dawuh bahwa pendidikan Sidogiri tidak ditujukan mencetak bahan jadi tapi ditujukan terhadap barang baik dan berkualitas tinggi, yang nantinya bisa diolah menjadi apa saja, oleh sebab itulah pendidikan disidogiri diberi nama “Miftahul Ulum” yang didalamnya berisikan disiplin ilmu yang diadopsi dari ajaran ‘ahlusunnah wal jamaah menggunakan kitab-kitab ulama salaf dan

 khalaf.

Ajaran-ajaran pokok keislamaan inilah yang akan menjadi modal utama santri ketika dia berkiprah diluar pesantren. Sebagai apapun dan berada dibumi manapun. Pendidikan yang ada saat ini sudah diaanggap final dan tidak bisa diubah-ubahlagi. Dan itulah sebabnya dari berbagai usulan yang mengharap sidogiri mendirikan lembaga tinggi tidak perah disetujui oleh kiai dan massyayikh sampai detik ini. Sidogiri memilih fokus pada bidang garapannya sendiri dan tidak latah untuk meniru bidang garapan orang lain.

Maka kelak apbila kalian sudah berkiprah di medan yang sesungguhnya, kalian mempunyai tanggup jawab besar sebagai duta-duta sidogiri ditengah-tengah masyarakat.  Mereka akan meliahat Sidogiri  berdasarkan apa yang mereka lihat dari diri kalian semua.  Baik ucapan, pemikiran, tingkah laku dll. Kalian adalah bahan mentah yang telah digodok oleh Sidogiri sehingga memiliki kualitas yang baik maka pertahankanlah nilai-nilai yang telah ditetapkan oleh Sidogiri dan tanamkan dalam diri kalian. Kalian harus membawa hati dan pemikiran sidogiri keluar, bukan membawa hati dan pemikiran kalian keluar. Jadilah kalian apa saja ,tapi tetap ‘ibadillah as-Shalihin jadilah pendidik tapi tetap ibadillah as-Shalihin, pejabat tapi tetap ibadillah as-Shalihin jadilah apa saja yang bisa menebar manfaat. Waallahu A’lam.

=====

Penulis: M. Afifur Rohman
Editor: N. Shalihin Damiri

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *