Ahad (05/02), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) Bali Nusra dan Pengurus Cabang (PC) Harakah Mahasiswa Alumni Santri Sidogiri (HMASS) Bali mengadakan Seminar Aswaja dengan mengusung tema, “Menyongsong Satu Abad NU, Kembali Pada Al-Qur’an dan as-Sunnah dalam Jangkauan Implementasi”. Acara yang dimulai pada pukul 08.00 s.d. 12.30 WITA ini bertempat di Princees Keisha Hotel & Convetion Center. JL. Teuku Umar Barat No. 350, Padangsambian, Kec. Denpasar Barat, Kota Denpasar.
Hadir sebagai moderator, Fajri Zulia Ramadhani, S.H., M.Ag. dengan mengundang beberapa narasumber, di antaranya Ust. Alil Wafa, S.Pd., ketua Pengurus Pusat HMASS; Muhammad Taufiq Maulana, S, SY., M.H., Founder Aswaja Dewata; dan Gus Ainun Ni’am dari Pondok Pesantren Raudlatul Huffadz.
Menurut penuturan panitia, bahwa beberapa hari sebelumnya, tepatnya di Masjid Muhammad Denpasar juga digelar acara seminar yang dihadiri oleh Firanda Andirja, salah satu pentolan Salafi-Wahabi. Oleh karena itu, PC HMASS Bali diminta untuk mengundang pemateri dari Pengurus Pusat (PP) HMASS.
“Penguatan akidah itu harga mati yang harus menjadi perhatian, karena bagaimanapun akidah Ahlusunah Waljamaah itu harus menjadi pondasi di tengah berbagai macam gempuran paham dan pemikiran yang tidak sesuai dengan Aswaja yang semakin masif,” tegas Ust. Alil Wafa saat closing statement-nya.
Sekitar 200-an peserta dari berbagai organisasi mahasiswa Islam di semua perguruan tinggi di Bali hadir dalam acara seminar tersebut. Juga turut hadir dari PWNU Bali, Pengurus IASS Wilayah Bali, dan Rektor STAI Denpasar Bali.
Penulis: Muhammad Faqih
Editor: Nur Hudarrohman
ASWAJA HARGA MATI