Malam Kamis (28/6), seusai salat Isya gema takbir terdengar di masjid Jamik Sidogiri. Takbir dilantunkan santri hingga menjelang salat Iduladha didirikan.
Masing-masing asrama santri, mendapat jam giliran takbiran yang sudah diatur oleh pihak Ubudiyah. Hal itu, selain untuk menjaga kekhusyuan, takbiran di Masjid Jamik agar tertib yang bersamaan dengan surau daerah H.

“Untuk menjaga kekondusifan santri yang takbiran di masjid, kami sudah membuatkan shift jaga bagi Pengawas Ketertiban Ibadah (Wastib) yang bekerja sama dengan pihak Ubudiyah masing-masing daerah,” ujar Jali Mubarok, Tata Usaha (TU) Ubudiyah.
Santri asal Bangkalan ini menambahkan bahwa hal itu dilakukan untuk menghidupkan hari raya dengan hal yang disunahkan. “Diadakannya sistem takbiran semacam ini demi menjalankan sunah Nabi Muhammad yang berupa menghidupkan malam hari raya,” lanjutnya.
Pagi harinya, santri diarahkan agar berkumpul di masjid Jamik untuk melaksanakan shalat id bersama. Namun, karena kapasitas masjid yang tidak memadai, pelaksanaan shalat id pun membludak sampai gedung MMU al-Ghazali di bagian selatan dan gerbang utama di bagian timur.
Selepas shalat id, santri yang shalat di masjid jamik, bersalaman secara bergantian demi terus menyambung tali silaturahmi antar santri.
Penulis: Muhit Rofiqiy
Editor: Muhammad Faqih