BeritaNon-Katagori

Begini Prosedur Kunjungan Wali Santri Saat Iduladha

Memasuki hari raya Iduladha, Balai Tamu Pondok Pesantren Sidogiri menetapkan beberapa aturan perihal kunjungan wali santri. Para wali santri yang bermaksud mengunjungi putranya diarahkan untuk mendaftarkan diri pada petugas di pos pemanggilan.

Ada lima titik pos pemanggilan, dan wali santri bisa daftar di salah satunya. Lima pos pemanggilan tersebut terletak di (1) halaman barat gedung an-Nawawi, (2) depan gedung an-Nawawi, (3) depan gedung as-Suyuthi, (4) depan gedung al-Ghazali, dan (5) pos Balai Tamu, sebagai pos utama.

Setelah mendaftar, putranya akan menerima panggilan di daerah pemukiman, dan wali santri diharapkan sabar menunggu. Sebab, santri yang mendapat panggilan, harus meminta surat bukti panggilan wali santri di kantor daerah. Santri yang tidak mendapat surat panggilan dilarang ke area pertemuan, Balai Tamu dan sekitarnya, untuk antisipasi keamanan dan mengurangi kepadatan.

Adapun lokasi yang dapat digunakan wali santri untuk menjumpai putranya adalah gedung Balai Tamu, tiga gedung madrasah, dan halaman sekitar. Wali santri boleh memilih lokasi yang diinginkan.

Denah area-area yang telah ditentukan untuk kunjungan di Idul Adha.

Selain itu, di lokasi pertemuan, ada petugas CB3 (Cegah Berantas Barang Berbahaya) yang bakal mengawasi barang bawaan wali santri. Makanan dan minuman yang dilarang, seperti mie instan, minuman berkarbonasi, serta yang mengandung pemanis buatan. Sesuai peraturan PPS, makanan dan minuman tersebut dilarang dikonsumsi oleh santri.

Sementara untuk ketertiban dan keamanan, pihak Tibkam juga menyiapkan para personel di setiap pos yang ada. Selain itu, CCTV di setiap ruang gedung, juga menjadi penunjang pengamanan kunjungan kali ini.

“Kita bekerja sama dengan Badan Pengembangan Sistem Teknologi dan Informasi (BPSTI) guna memasang dan memantau CCTV. Juga dengan Tibkam, untuk mengawasi dan menjaga proses kunjungan wali santri, agar tetap berjalan lancar,” jelas Ust. Sofyan Qusyairi, Sekretaris I PPS.

Penulis: Muhammad Nur Afifuddin
Editor: Muhammad Ilyas

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *