BeritaUnggulan

K.H. Shalahuddin Munshif as-Sidani; Kunci Ilmu Manfaat Adalah Amal

Berlokasi di Masjid Jamik Sidogiri, Panitia Milad ke-287 dan Ikhtibar MMU ke-88 dalam hal ini Sie. Daurah dan BMW menyelenggarakan daurah kitab karya Syekh Ibnu Rajab al-Hanbali, berjudul “Fadhlu ‘Ilmis-Salaf ‘an ‘Ilmil-Khalaf”, Selasa (20/02). Sebelumnya, kitab karya Syekh Ibnu Rajab al-Hanbali ini dijadikan sebagai materi rauhah yang dilaksanakan di masing-masing pemukiman santri pada Senin (19/02).

Daurah kitab yang hanya terbatas bagi santri yang telah mendaftar serta undangan ini, dihadiri oleh Mas. Abdul Djalil Shalahuddin, Ketua Milad 287, Mas. Jibril Nawa, Wakil Ketua Milad, dan Ust. Saifullah Muhyiddin, Ketua II PPS, serta Majelis Keluarga, Pengurus Harian, anggota FMKM (Forum Keluarga Muda), dan anggota LMI (Lajnah Murajaah Ilmiah).

Dalam sambutannya Mas Abdul Djalil Shalahuddin menuturkan bahwa kitab karya Syekh Ibnu Rajab al-Hanbali tersebut dijadikan materi rauhah, sebagai bentuk agar santri mampu merenungi dan meneladani ulama salaf dalam mencari ilmu, mengamalkan, dan menyebarkannya.

Hadir sebagai narasumber K.H. Shalahuddin Munshif as-Sidani Pengasuh Pondok Pesantren Ba’alawy, Kencong, Jember. Beliau memaparkan dengan jelas bahwa inti dari kitab yang dikaji ini, mengerucut pada satu pembahasan, yaitu ilmu manfaat dan tidak manfaat. “Di tengah dan di akhir kitab, mushannif menjelaskan apa saja tanda-tanda ilmu yang manfaat dan ilmu yang tidak manfaat serta klasifikasi berikut contoh-contohnya lengkap disodorkan Syekh Rajab,” jelasnya.

Selain itu, beliau menganjurkan para santri agar senantiasa berdoa memohon tiga hal yang sering diminta oleh Nabi Muhammad Saw dalam doanya, “Santri senantiasa berdoa meminta tiga hal; ilmu yang manfaat, amal yang diterima, dan rizki yang thayyib. Tiga unsur di atas sangat dibutuhkan oleh semua lapisan umat manusia. Rasulullah diutus itu, ya untuk menyampaikan wahyu Allah dan menyucikan hati para shahabatnya. Oleh karena itu, ilmu yang manfaat adalah ilmu yang diamalkan,” tambahnya.

Pada penjelasannya, beliau juga mengutip dawuh Syekh Abu Bakar Syatha: “Thalibul-‘Ilmi yang tidak shalat berjamaah maka ilmunya tidak manfaat”.

“Ini perkataan ulama besar, sayang sekali kita telah mencurahkan waktu yang lama dan harta yang banyak untuk mencari ilmu, ternyata setelah kita memperolehnya tidak diamalkan. Inilah yang dinamakan ilmu nafi’ secara zat, tetapi tidak manfaat bagi pemiliknya,” pungkas beliau.

Pada akhir penyampaian, beliau berkenan memberikan ijazah kitab Kifayatul Mustafid lima ‘Ala Minal Masanid karangan Syekh Muhammad Mahfudz bin Abdullah at-Tarmasi yang merupakan ulama kelahiran Indonesia.

Penulis: Muhammad Faqih
Editor: Muhammad Ilyas

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *