BeritaUnggulan

Seminar LPSI: Suluk di Era Modern

Dari kiri ke kanan: Habib Hadi (memegang mikrofon) dan Habib Abdullah Al-Muhdor

Malam Rabu (08/02) pengurus Lembaga Penelitian dan Studi Islam (LPSI) yang berada di bawah naungan Kuliah Syariah kembali mengadakan seminar ilmiah dengan tema Suluk di Era Modern. Pada kesempatan ini pengurus LPSI mengundang dua narasumber sekaligus yaitu Habib Abdulllah bin Abdurrahman al-Muhdlor sebagai pemateri dan Habib Hadi bin Alwi al-Idrus sebagai penerjemah. Semua anggota kajian LPSI diundang sebagai peserta dalam seminar ini. Acara ini bertempat di Perpustakaan Sidogiri lantai I, jam 21.00 s.d 23.00 Wis.

“Tasawuf adalah suluk (jalan) mengikuti ajaran Baginda Nabi. Tidak ada beda antara suluk di zaman modern dan zaman dahulu. Hanya saja tugas ulama ahli tasawuf zaman dahulu dan sekarang ini yang berbeda,” ungkap Habib Abdullah menjelaskan dengan bahasa Arab yang diterjemah oleh Habib Hadi. Habib Abdullah menjelaskan bahwa tugas ahli tasawuf di zaman modern ini adalah mengaplikasikan apa yang ada di kitab dan mengayomi umat, bukan menyendiri.

Habib Hadi Sedang menerjemah

Habib Abdullah menyampaikan bahwa di zaman dulu para ahli tasawuf menyepi karena sudah ada ulama yang berdakwah di tengah umat. Kalau di zaman sekarang ini para ahli tasawuf harus berdakwah dan membimbing umat karena zaman ini merupakan zaman kebodohan. “Rasulullah mengatakan bahwa di zaman merebaknya kebodohan orang yang memiliki ilmu harus menyampaikan ilmu dan tidak boleh menyimpannya!”

Beliau menambahkan, “Syekh Abdul Qodir al-Jailani mendefinisikan tasawuf dengan akhlak. Siapa yang lebih berakhlak maka ia lebih tasawuf dari yang lain. Seseorang juga harus menghilangkan akhlak-akhlak tercela serta menghias diri dengan akhlak mulia.” “Tasawuf ini relevan di setiap zaman dan tasawuf ini merupakan gabungan ilmu dan amal,” tambah beliau dihadapan para peserta.

Dalam setiap masa para ahli tasawuf selalu menjadi pemimpin dalam segala aspek, baik aspek ekonomi, politik dan sosial. “Mereka ini sangat berjasa di dalam memerangi komunisme di berbagai negara, antara lain Negara Tunisia, Indonesia dan Mesir,” ujar Habib Abdullah.

“Para musuh Islam mengetahui bahwa selagi masih ada ulama tasawuf Islam akan tetap jaya. Oleh karenanya mereka berupaya sekiranya tasawuf dianggap jelek di tengah-tengah umat.” Habib Abdullah mengatakan bahwa para musuh Islam menginginkan para pemimpin umat tidak ada di tengah-tengah mereka.

Seminar ini berlangsung seru, beberapa peserta menanyakan beberapa hal terkait tasawuf yang dijawab oleh Habib Abdullah yang diterjemah oleh Habib Hadi. Acara berakhir dengan doa dari Habib Abdullah bin Abdurrahman al-Muhdlor. Beliau berpesan kepada teman santri yang masih memiliki pertanyaan bisa disampaikan di Youtube milik beliau yaitu Al Mehdar Tareem.

Penulis: Iwanulkhoir

Editor: Kanzul Hikam

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *