“Pengabdian sebagai guru adalah kebanggaan bagi Masyayikh Sidogiri.” Petikan taujihad Mas d. Nawawy Sadoellah, Sekretaris Jendral Majelis Keluarga PPS, pada acara perpisahan pengurus dan staf pengajar MMU, Rabu (11/08). Acara yang berlokasi di Masjid Jamik Sidogiri ini diikuti oleh segenap staf pengajar MMU Idadiyah, Ibtidiyah, Tsanawiyah, Aliyah, dan Mudarris LPBAA.
Turut hadir, K.H. Fuad bin Noerhasan, Pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri, Mas. Aminullah Bq, Ketua I PPS, Mas. Ahmad Sa’dulloh bin Abdul Alim, Bendahara Umum PPS, Ust. Saifullah Naji, Sekretaris Umum PPS, Ust. Saifullah Muhyiddin, Ketua II PPS, serta segenap pimpinan madrasah dan instansi di bawah koordinasi ketua I.

Usai pembacaan doa oleh pengasuh, setiap pimpinan dari masing-masing lembaga dan instansi menyampaikan rasa terimakasih yang mendalam atas segala perjuangan dan pengorbanan demi tegaknya agama Islam. Untaian beribu maaf juga disampaikan kepada segenap pengurus harian dan jajaran staf pengajar. Ketua I, Mas. Aminulloh, Bq dalam sambutannya menyampaikan,
Ketua I juga menegaskan bahwa bayaran dan imbalan membantu dan berkhidmah di Sidogiri itu sangat besar. Akan tetapi, yang diberikan di dunia hanya secuil, sisanya yang lebih besar akan diberikan di akhirat. Di surga.
“Dulu, saya dipanggil K.H. Hasani bin Nawawi, beliau berpesan ‘Jangan sampai mengaku ini murid saya’, beliau menceritakan kisah ulama yang terperangkap jatuh di dalam sumur, kemudian ada seseorang dengan baik hati menolong beliau. Saat di bibir sumur, orang itu mengaku muridnya, spontan si ulama menceburkan diri kembali ke dalam sumur. Ini mengisyaratkan bahwa pahala perjuangan karena mengajar sangat kita butuhkan saat di akhirat nanti.”
“Jangan sampai ada rasa sakit hati kepada muridnya karena mereka santrinya kiai,” tegas beliau.
Di samping itu, Ketua I membacakan beberapa untaian kalam hikmah taujihad Sekretaris Jendral Majelis Keluarga PPS, Mas d. Nawawi Sadoellah, “Waktu yang paling bernilai dalam hidup adalah waktu kita ikut andil dalam perjuangan agama Islam. Staf guru adalah unsur yang amat vital di Sidogiri, dan tanggung jawabnya sangat besar sebagaimana dawuh K.H. Cholil Nawawi yang sering kita dengar. Pengabdian sebagai guru adalah kebanggaan masyayikh Sidogiri. Dalam perjuangan kadang kita dihampiri oleh keterbatasan dan kekurangan, semua itu adalah bumbu penyedap untuk menggairahkan kita agar selalu bangkit dan berbenah.”
Panitia juga mengumumkan beberapa nominasi staf pengajar yang dinilai sebagai guru teladan pada tahun ajaran 1444-1445 H. Pada tingkatan MMU Idadiyah, Ust. Ainul Yaqin Sholeh, MMU Ibtidaiyah diraih oleh Ust. Adib Zainul Fata, MMU Tsanawiyah diperoleh oleh Ust. Muhammad Abdul Hamid, sedangkan Ust. Achmad Nafik tampil sebagai guru teladan MMU Aliyah.
Selain itu, L-Kaf Sidogiri turut ikut andil memberikan hadiah kepada tiga wali kelas tiap tingkatan yang mengumpulkan nominal paling banyak dalam program gerakan Rp. 1.000 wakaf tunai.
Muhammad Faqih/Kabar Ikhtibar