ArtikelKajian Hadis

Jaga Sikap dan Ucapan untuk Menjadi Muslim yang Mapan

Setiap muslim pasti mengidamkan menjadi pribadi yang sempurna, sehingga ia akan berusaha agar setiap tindakannya selalu mengaca kepada akhlak sempurna yang telah diajarkan oleh Rasulullah. Sebagai Nabi diutus untuk menyempurnakan akhlak, setiap ucapan dan tindakan beliau harus dicontoh oleh segenap pengikutnya.

Dalam salah satu hadis, Rasulullah bersabda:

اَلْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ.

“Muslim sejati adalah orang yang menjaga lisan dan tangannya dari menyakiti muslim yang lain.” (HR. Imam Muslim)

Tutur kata serta perilaku yang baik adalah modal utama untuk menjadi muslim sejati. Bukan hanya dengan memperbaiki diri dengan akhlak yang mulia, seorang muslim juga wajib menjauhi segala hal yang dapat menyakiti dan merugikan muslim yang lain. Nabi Muhammad menyebut kata lisan dan tangan secara khusus karena kedua anggota badan ini merupakan anggota yang sering digunakan untuk menyakiti orang lain.

Dalam kitab Manarul Qari dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan َمَنْ سَلِم الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِه adalah orang yang memperlakukan manusia dengan baik demi mencari ridha Allah. Ia menjaga hak-hak makhluk-Nya, menahan diri dari menyakiti dan berbuat jahat kepada hamba-Nya, dan meyakini bahwa berbuat baik dalam berinteraksi termasuk bagian dari agama. Berangkat dari sini, seseorang akan memperlakukan orang lain dengan baik dan tidak menyakiti siapa pun dengan perkataan maupun perbuataannya.

Lebih lanjut, Imam Ibnu Hajar al-Asqalani menjelaskan bahwa seorang muslim yang telah berbuat baik dengan sesamanya, tentu dia juga telah berperilaku baik kepada Allah. Sebagai gambaran, seseorang yang tidak menyakiti orang tuanya, maka dia telah berbuat baik kepada Allah dengan menaati perintah-Nya untuk tidak menyakiti orang tua. Hal ini yang menjadikan seseorang bisa dianggap sebagai muslim sejati, sebab dia telah berperilaku baik kepada tuhan dan manusia. Selain itu, seseorang yang menjaga lisan dan tangannya akan terhindar dari tanda-tanda orang munafik.

Tidak hanya sebatas menjaga diri sendiri, hadis ini juga mencakup kepada menjaga saudara muslim dari menyakiti orang lain. Juga tidak membalas segala hal-hal negatif yang diterima dari orang-orang yang menyakiti. Menyakiti orang lain sendiri terbagi menjadi dua, sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Abdur Rauf al-Munawi. Pertama, batin yang meliputi dengki, dendam, marah, sombong, dan hal-hal yang berkaitan dengan hati. Hal ini sering terjadi karena datangnya terkadang tanpa sengaja dan terduga. Kedua, zahir mencakup semua hal yang berkaitan dengan aksi, seperti mencaci, mencuri, memukul tanpa ada hak, dan sejenisnya.

Di momen bulan Ramadan ini, mari kita bersama melatih diri untuk menjadi pribadi muslim yang sempurna dengan menjaga lisan dan tangan kita dari menyakiti orang lain. Sebab puasa bukan hanya tentang menjaga dari makan dan minum. Namun, juga menjaga diri untuk mengontrol emosi dan menjauhi hal-hal tercela.

Penulis: Moh. Syauqillah

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *