ArtikelKajian Hadis

Sesama Mukmin itu Bersaudara

عَنْ أَبِي مُوسَى، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ
Dari Abu Musa, Rasulullah bersabda: “Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seperti bangunan, yang saling menguatkan satu sama lain.” Kemudian beliau ﷺ merapatkan jari-jarinya. (HR. Al-Bukhari)
Hadis di atas telah menggambarkan pentingnya persaudaraan di antara sesama Muslim. Rasulullah ﷺ memberikan perumpamaan bahwa hubungan antar mukmin itu harus seperti sebuah bangunan yang kokoh. Setiap bagian saling mendukung dan memperkuat. Dengan begitu, bangunan tersebut akan berdiri dengan kuat dan tidak mudah roboh.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari ini, menekankan bahwa umat Islam itu bersaudara. Mereka harus saling mendukung, menyokong, dan membantu satu sama lain. Tidak etis jika di antara mereka terjadi permusuhan, saling menjatuhkan, atau menghina, sebagaimana yang sering kita lihat di media sosial pada masa kini. Media sosial seharusnya digunakan untuk mempererat persaudaraan, bukan untuk menyebar kebencian atau fitnah.

Dalam kitab Kautsarul-Ma’ani ad-Durari, Syekh Muhammad Khidir asy-Syinqithi memberikan penjelasan menarik tentang perumpamaan yang digunakan oleh Rasulullah. Beliau menyebutkan bahwa Rasulullah merapatkan jari-jarinya untuk memberikan gambaran visual tentang eratnya hubungan sesama mukmin. Gestur ini memberikan pemahaman yang lebih kuat dan lebih mudah dipahami oleh orang yang mendengarnya, terutama dalam hal menguatkan pesan bahwa persatuan dan tolong-menolong adalah kunci dalam menjaga kekuatan umat.
Rapatnya jari-jari yang ditunjukkan oleh Rasulullah ﷺ melambangkan kekuatan kolektif. Sebagaimana jari-jari yang terhubung tidak mudah dipisahkan. Demikian pula seharusnya hubungan antar mukmin. Mereka saling menopang dan mengokohkan, baik dalam urusan duniawi maupun ukhrawi. Tanpa dukungan satu sama lain, umat Islam akan menjadi rapuh, mudah terpecah, dan akhirnya lemah di hadapan tantangan yang dihadapi.

Hadis ini memberikan pelajaran penting bagi kita tentang bagaimana membangun persaudaraan yang kuat di antara sesama Muslim. Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa kekuatan umat Islam tidak hanya terletak pada jumlah, tetapi pada persatuan dan kebersamaan. Oleh karena itu, setiap Muslim hendaknya selalu berusaha untuk menjaga ukhuwah Islamiyah dan saling membantu dalam kebaikan. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
“Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR. Muslim)
Dengan memperkuat persaudaraan, kita juga mendekatkan diri pada pertolongan Allah. Saling menguatkan dalam kebaikan dan menghindari perpecahan adalah bentuk nyata dari cinta dan kepedulian yang diperintahkan oleh Islam.
Referensi: Syekh Muhammad Khidir asy-Syinqithi, Kautsarul-Ma’ani ad-Durari fi Kasyfi Khabaya Shahihil-Bukhari, VII/338.

حَدَّثَنَا خَلاَّدُ بْنُ يَحْيَى قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ جَدِّهِ عَنْ أَبِي مُوسَى عَنِ النَّبِيِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ: إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ، يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ.
قوله: إن المؤمن كالبنيان، فيه إثبات “إنّ” هنا، وفي روايته في الأدب “المؤمن للمؤمن” بحذف إن، واللام فيه للجنس، والمراد ببعض المؤمنين للبعض، وقوله: يشد بعضه بعضًا، في رواية المستملي شد بلفظ الماضي، وهو بيان لوجه التشبيه. وقال الكرماني: نصب بعضًا بنزع الخافض، وقال غيره: بل هو مفعول يشد، ولكل وجه. قال ابن بطال: والمعاونة في أمور الآخرة، وكذا في الأمور المباحة من الدنيا مندوبٌ إليها. وقد ثبت حديث أبي هريرة “والله في عون العبد ما دام العبد في عون أخيه”.
وقوله: وشبك أصابعه، وفي رواية الأدب “بين أصابعه” وهو بيان لوجه التشبيه أيضًا، أي شد بعضهم بعضًا مثل هذا الشد. ويستفاد منه أن الذي يريد المبالغة في بيان أقواله يمثلها بحركاته، ليكون أوقع في نفس السامع.

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *