Sifat 20 yang wajib bagi Allah wajib pula bagi umat Islam untuk mengetahuinya. Namun, kenapa hanya terdapat 20 sifat wajib yang harus kita mengetahuinya? Untuk menjawab pertanyaan ini LPSI (Lembaga Penelitian dan Studi Islam) Forum Kajian (FK) Akidah menggelar diskusi panel pada Senin (24/02) malam di Aula Sekretariat PPS.
Diskusi panel yang mengusung tema “Menelaah Konsep Sifat Wajib yang 20 Bagi Allah” ini mengundang narasumber KH. Muhyiddin Abdusshamad, Jember, salah satu tokoh NU Jawa Timur.
Menurut Kiai Muhyiddin menjelaskan bahwa, imam Abu Hasan Asy’ari telah berhasil meruntuhkan pemahaman Muktazilah dengan hudutsul ‘alam, sesuai dengan dalil naqli dan aqli. Selain pemahaman Muktazilah, pemahaman Mujassimah juga telah dirobohkan dengan sifat Mukhalafatuhu lilhawaditsi.
“sifat Allah itu terbagi menjadi dua, sifat adz-Dzat dan sifat al-Fi’ly”, jelas Kiai yang mengaku alumni Pondok Pesantren Sidogiri ini. Kemudian beliau menjelaskan lagi masing-masing pembagian sifat ini. “sifat al-Dzat adalah sifat yang menetap pad Dzat Allah, antara lain sifat 20 ini. Dan sifat ini berfungsi sebagai syarthul uluhiah (syarat ketuhanan), sehingga kebalikannya jelas mustahil bagi Allah”, tuturnya.
Sedangkan pembagian satunya, beliau menerangkan bahwa sifat al-Fi’ly ini tidak terbatas jumlahnya. “Sifat al-Fi’ly tidak terbatas jumlahnya, jadi sifat yang 20 itu menjadi syarat pemberitahuan bahwa Allah itu ada”, ungkap Kiai yang mengaku pernah berdebat dengan tokoh Liberal ini.
Di akhir acara narasumber membagi-bagikan secara cuma-cuma buku Aqidah Ahlussunah wal Jamaah (terjemah & syarh ‘Aqidatul al-Awam) salah satu buku yang beliau karang, kepada peserta diskusi panel.
Penulis: M. Saifuddin Ali
Editor: Zainuddin Rusdy