Pertanyaan:
ngapunten mboten sopan,.taksih dereng saget sowan…ustadz,mohon penjelasannya,saya mau bertanya,..tentang seseorang yg melaksanakan puasa dawud + puasa senin kamis.misal :senin puasa dawud+senin,rabu puasa dawud,kamis puasa sunah kamis, jum’at puasa dawud,.dst.apakah puasa seperti itu diperbolehkan?Apkah harus ada ijazah jk ingin puasa dawud+senin kamis seperti itu?
As’ad Tri Wahyudi
Jawaban:
Bimillâh wal hamdu lillâh. Puasa dawud dan puasa Senin-Kamis merupakan puasa sunah yang disyariatkan sesuai hadis Nabi Muhammad SAW. Beliau bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ صِيَامُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا
“Puasa yang paling utama adalah puasa Dawud as. Beliau berpuasa sehari dan tidak berpuasa pada hari (berikutnya).” (HR. An-Nasa’i)
Begitu pula dengan puasa senin dan kamis, Rasulullah SAW. bersabda ketika ditanya tentang puasa di hari Senin: “(Senin) adalah hari dimana aku dilahirkan dan hari dimana aku diutus” (HR. Muslim). Dalam hadis lain beliau juga bersabda: “Sesungguhnya amal perbuatan diperlihatkan pada hari Senin dan Kamis” (HR. Tirmidzi).
Kemudian terkait dengan pertanyaan anda, dengan melaksanakan puasa Dawud pada hari Ahad semisal, mestinya dengan meninjau tata caranya, keesokan harinya tidak perlu berpuasa kendati bertepatan pada Senin? Para ulama berbeda pendapat menyikapi hal ini. Pertama, tetap disunahkan sebab meninjau dalil tentang kekhususan puasa hari Senin atau Kamis. Pendapat ini sebagaimana disampaikan oleh al-Imam Ar-Ramli dalam salah satu fatwanya. Kedua, sebagaimana dijelaskan oleh al-Imam Qalyubi dan lainnya, bahwa justeru yang lebih utama tidak berpuasa untuk menjaga dan menyempurnakan (tata cara) puasa Dawud yang tengah dilakukan sebelumnya.
Dan sebagaimana maklum, amal ibadah yang telah diajarkan langsung oleh Rasulullah dan diwariskan kepada para ulama mulai dulu kala hingga kini tentunya tidak perlu mendapatkan ijazah. Wallâhu a’lam.
Referensi:
- Tuhfatul Habîb ‘alâ Syarhil Khathîb, 156: III, (Maktabah Asy-Syamilah)
- Hasyiyatul Jamal ‘alâ al-Manhaj, 463: IV, (Maktabah Asy-Syamilah)
- Hasyiyatul Qalyubi ‘ala al-Mihhaj, 94: II (Maktabah Asy-Syamilah)
[…] Sumber : https://sidogiri.net […]
[…] Sumber : https://sidogiri.net […]