Ahad malam (01/06), setelah prosesi peresmian pembukaan Milad PPS yang ke-278 dan Haflatul Imtihan MMU yang ke-79 di lapangan olahraga Sidogiri, acara dilanjutkan dengan tausyiah dari Habib Jakfar al-Muhdor, Teres, Probolinggo.
Habib yang mengaku alumni Sidogiri ini banyak menjelaskan tentang keutamaan ilmu dan menjaga etentitas keilmuan seorang santri salaf.
Menurutnya, penuntut ilmu hendaknya mengamalkan perkataan imam Malik yang mengharuskan bagi penuntut ilmu bersikap tenang, punya rasa takut kepada Allah, serta mengikuti lampah ulama salaf.
“Imam Abu Hanifah dalam urusan makan tidak lebih dari cara burung makan makanan. Selain itu, beliau selama 40 tahun shalat Subuh menggunakan wudhu shalat Isya,” ungkap Habib yang menjadi pengasuh pesantren Darul Musthofa, Probolinggo ini.
Selanjutnya Habib Jakfar juga menerangkan akhlak seorang yang menimba ilmu agama. Habib memberikan contoh riil imam Malik yang hendak membaca satu Hadis. Menurutnya, ketika membaca Hadis imam Malik bersesuci dari Hadas kecil maupun besar kemudian menyiapkan tikar, karena mengagungkan Hadis Rasulullah.
“Insya Allah jika kita ikut lampahnya ulama salaf semuanya akan terasa mudah dalam menggapai cita-cita,” tandasnya.
Habib Jakfar mengutip perkataannya Fudhail bin Iyadl, ia mengatakan bahwa kita bila berada di mana saja maka hendaknya menjadi ekor dan tidak menjadi kepala. Ulama Nahwu sampai-sampai mengaplikasan perkataan Fudhail bin Iyadl ini dengan contoh ‘akaltu samakata hatta ra’saha’. Ra’ (baca; kepala) akan rusak karena dimakan sampai habis. Sedangkan ekor tidak demikian.
“Kun dzanaban haitsuma kunta wala takun ra’san fa innahu yahlik, wa dzanab yanju. (Jadilah ekor di manapun kau berada dan jangan jadi kepala, karena kepala akan rusak sedangkan ekor selamat),” papar Habib Jakfar dengan bahasa Arabnya.
“Hal ini mengajarkan kepada kita untuk selalu bersikap tawadhu. Sekalipun berada di depan jangan sampai sombong,” pungkas Habib jakfar al-Muhdor ini.
Acara pembukaan Milad PPS yang ke-278 dan Haflatul Imtihan MMU yang ke-79 ini ditutup dengan doa yang langsung dipimpin oleh Habib Jakfar al-Muhdor. (SEF)