Pengurus Pondok Pesantren Sidogiri (PPS) mengapresiasi tema Milad ke-278 PPS yang mengusung motto Ngaji Jendela Hati. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Mas Ahmad Sa’dullah bin Abd. Alim, Bendahara Umum PPS. Pada acara pembukaan Milad ke 278 PPS, Ahad malam (31/05) kemarin.
“Tema Milad kali ini sangat pas untuk menggambarkan visi dan misi Pondok Pesantren Sidogiri serta proses dan hasil pendidikan yang dilangsungkan pada periode 1435-1436 ini, yang tampak mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya,” ungkapnya dalam sambutannya.
Menurutnya, peningkatan ini tampak berbanding lurus dengan semangat wali santri untuk memondokkan anaknya ke PPS. Terbukti pada tahun ini ada 1900 santri baru, meningkat dua ratus lebih banyak dari tahun sebelumnya. Guna mengimbangi kepercayaan masyarakat, pengurus membentuk Tarbiyah Idadiyah yang dikhususkan untuk santri baru.
“Alhamdulillah Madrasah Idadiyah dengan metode al-Miftah Lil Ulum telah berhasil mewisuda ratusan santri baru yang sudah dianggap bisa membaca kitab, memaknai, menerjemahkan dan dapat memahami kitab kuning dengan baik dan benar. Bahkan sebagian dari lulusan Madrasah Idadiyah sudah ada yang menghafal Matan Taqrib di luar kepala,” tuturnya dengan bangga di hadapan para hadirin.
Pada perayaan tahunan kali ini, Tarbiyah Idaidiyah akan mewisuda delapan ratus delapan puluh lima anak. Bahkan, beberapa hari yang lalu, salah satu murid Idadiyah berhasil menjuarai lomba baca kitab se-Jawa Timur yang diselenggarakan di Jombang.
“Diharapakan Tarbiyah Idadiyah ini bisa memberikan pengaruh yang baik kepada santri yang bukan Idadiyah. Demikian pula sebaliknya. Santri-santri yang bukan Idadiyah mestinya bisa menjadikan semangat santri Idadiyah sebagai inspirasi untuk semangat belajar dalam dirinya.” Harapnya.
Beliau juga berharap bagi santri Idadiyah yang sudah mahir baca kitab agar tetap berakhlak yang baik pada santri lain. Karena kepandaian baca kitab harus dilengkapi dengan pengalaman dan akhlak yang baik. “Sebab visi dan misi Pondok Pesantren Sidogiri adalah mencetak santri menjadi ibadilllah as-shalihin. Yakni santri yang bertakwa kepada Allah. Berjalan di atas rel syariat, berpegang teguh pada tauhid dan berhias dengan akhlakul karimah,” tandasnya.
Menurutnya, hal yang patut diapresiasi dan kita syukuri adalah sausana belajar dan suasana ilmiyah di lingkungan PPS yang saat ini semakin hidup dan semarak. Terbukti pengunjung perpustakan selalu sesak. Bahkan setiap malamnya pengajian kitab yang dikoordinir oleh Taklim wa tahfidz al-Quran (TTQ) ada 75 qori’ yang membina pengajian kitab baik secara bandongan atau sorongan.
“Dari setiap qori’, ada yang menghatamkan 3 kitab, juga ada yang mengkhatam lima kitab dalam satu majelis. Berarti jika dikalkulasi, jika masing-masing qori’ bisa menghatapkan 3 kitab saja, berarti sudah ada 225 judul kitab yang dikhatamkan dalam tahun ini,” terangnya.
Hebatnya, tahun ini TTQ sedang menggarap penerbitan Mushaf Qiratus Sab’ah Sidogiri dan Mushaf Usmani Sidogiri, yang memuat tiga disiplin ilmu sekaligus. Memuat kajian khusus seputar ayat yang berhubungan fikih, tauhid dan tajwid serta ayat mutasyabihat. ”Mushaf yang seperti ini belum ada di Indonesia. Sebentar lagi dalam waktu dekat Sidogiri akan me-lounchingnya, dan menjadi yang pertama di Indonesia,” tambahnya dengan yakin.
Selain itu juga ada berbagai terobosan dan program baru yang akan diterapkan Pengurus, dalam meningkatnya kualitas pendidikan PPS. Di antaranya mengklarifikasi penugasan lulusan Tsanawiyah dengan persyaratan umur 19 tahun ke atas. Hal ini hanya untuk sementara, ke depan penugasan akan dialihkan pada lulusan Aliyah.
“Saya harap perpindahan ini tidak mengedorkan semangat belajar, karena hal ini untuk meningkatkan kualitas. Jangan salah niat sebab tidak tugas, sebab niat akan berdampak pada apa yang kita lakukan,” jelasnya mewanti-wanti kepada murid-mirid kelas III Tsanawiyah.
Beliau menambahkan, pengurus juga menyediakan berbagai media dalam meningkat geliat semangat belajat bagi santri. Diantaranya adanya Sidogiri Media dan Sidogiri Penerbit yang sudah berhasil menerbitkan ratusan buku dan kitab.
”Bahkan Sidogiri Media juga mengelar berbagai pelatihan jusnalistik ke berbagai pesantren di luar secara gratis. Hal ini adalah salah satu cara untuk mengaktualkan keilmuan yang terpendam dalam kitab-kitab salaf. Saya harap semua santri bisa mengoptimalkan tradisi tulis-menulis,” ujarnya.
Semoga dengan tasyakuran Milad ke 278 PPS ini bisa memberi keberkahan dan menjadi inspirasi bagi pemangku pendidikan untuk meningkatkan gairah belajar santri. Lebih semangat dan berprestasi. Termotivasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memahami kitab salaf.[r-dy]